Minimnya Peminat Fotografer Media, Eno Sunarno: Penghargaan dan Pembaruan Jadi Tantangan Utama
Font: Ukuran: - +
Reporter : Arn
Eno Sunarno, fotografer tergabung dalam Pewarta Foto Indonesia dan media Masakini.co. Foto: for Dialeksis.com
DIALEKSIS.COM | Aceh - Fotografi jurnalistik tengah menghadapi tantangan serius di era modern. Eno Sunarno, fotografer yang tergabung dalam Pewarta Foto Indonesia, menyoroti rendahnya minat generasi muda untuk menekuni profesi ini. Menurutnya, salah satu faktor utama adalah minimnya apresiasi terhadap nilai dan keahlian fotografi di masyarakat.
“Banyak yang belum menyadari bahwa karya fotografi jurnalistik memiliki nilai penting. Sayangnya, penghargaan terhadap hasil kerja fotografer media, baik secara ekonomi maupun sosial, masih sangat kecil. Ini berbeda jauh jika dibandingkan dengan fotografi pernikahan, yang bayarannya jauh lebih besar,” ujar Eno saat diwawancarai Dialeksis.com (25/01/2025).
Selain apresiasi yang rendah, Eno juga menilai bahwa kurangnya pembaruan keterampilan di kalangan fotografer turut menjadi kendala. Banyak fotografer media yang tidak mengasah kapasitasnya sehingga sulit bersaing dengan profesional di tingkat nasional maupun internasional.
“Inovasi dan ide kreatif sering kali terabaikan. Banyak yang hanya berjalan di tempat tanpa melakukan pembaruan, sehingga kemampuan mereka tidak berkembang. Padahal, fotografi itu seni bercerita, bukan hanya teknik mengabadikan gambar,” jelasnya eno pendiri media Masakini.co.
Eno juga menyoroti manajemen diri yang kurang terkelola dengan baik. Menurutnya, fotografer media sering kali gagal memasarkan keahlian mereka kepada khalayak yang lebih luas. Hal ini turut memperparah persepsi masyarakat bahwa profesi fotografer media tidak bernilai tinggi.
“Banyak orang memilih fotografi karena hasrat estetika, keinginan untuk bercerita, atau sekadar kecintaan mengabadikan momen. Namun, jika profesi ini tidak dikelola dengan baik, potensi besar yang ada dalam dunia fotografi hanya akan terpendam,” tuturnya.
Sebagai penutup, Eno mengajak semua pihak, baik komunitas fotografer, media, maupun masyarakat, untuk lebih menghargai profesi ini.
“Fotografi media harus diakui sebagai profesi penting yang punya nilai besar. Dengan kolaborasi dan kesadaran bersama, kita bisa mengangkat kembali pamor fotografer media di mata publik,” pungkasnya.