PLN Produksi Oksigen dari Pembangkit, Bisa 2 Ton/Hari
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Jakarta - PT PLN (Persero) mulai memproduksi oksigen murni guna menjaga pasokan oksigen untuk keperluan medis. Oksigen diproduksikan dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Muara Karang, Jakarta Utara.
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan, oksigen yang awalnya dibuang ke udara bebas ini merupakan oksigen pada sistem pendinginan pembangkit listrik PLN.
"Ada banyak kendala, Alhamdulillah insan PLN berhasil berinovasi menjawab tantangan tersebut di PLTGU Muara Karang. Oksigen murni ini telah mendapat sertifikasi medis dari Kemenkes. Artinya, oksigen murni sudah lulus uji dan bisa dimanfaatkan oleh RS untuk menyelamatkan yang saat ini sakit saat krisis oksigen medis," ujarnya dalam "Launching Produksi Oksigen PLN Peduli" secara virtual, Kamis (12/8/2021).
Dia memperkirakan bahwa ke depannya akan ada peningkatan kapasitas produksi oksigen optimum sekitar 2 ton per hari dari 19 pembangkit listrik PLN di Regional Jawa, Madura dan Bali. Sebab ke depannya, imbuhnya, oksigen ini akan diproduksi secara keberlanjutan melalui CSR PLN Group.
"Kami ingin sampaikan terima kasih atas arahan sehingga bisa berkontribusi mendukung pemerintah dalam pemenuhan oksigen medis," katanya.
Pada kesempatan yang sama, turut hadir Menteri BUMN Erick Thohir secara langsung di PLTGU Muara Karang. Erick mengatakan, apa yang dilakukan PLN dapat menjadi contoh bagi BUMN lainnya, sehingga dia mengucapkan terima kasih karena perseroan berhasil melakukan sebuah terobosan untuk menjadikan sesuatu bisa lebih bermanfaat.
"Sesuatu yang tadinya tidak bermanfaat diproses lima kali akhirnya menjadi oksigen medis sesuai standar dan bisa disumbangsihkan kepada teman-teman yang butuh. Dan ini menjadi hal yang sangat positif," katanya.
Erick juga mengapresiasi atas rencana produksi yang mencapai 2 ton per hari dari 19 Pembangkit PLN. Menurut Erick, Kementerian BUMN akan terus berusaha mendukung ke perusahaan lainnya menteri lain.
"Contoh hari ini dengan oksigen 2 ton. Kemarin Krakatau Steel (KS) 3 ton. Lalu Pupuk Sriwijaya 3 ton. Akan terus dikembangkan. Semoga ada tambahan lagi dari rekan BUMN menjaga stabilitas oksigen yang dibutuhkan," pungkasnya.[CNBC Indonesia]