kip lhok
Beranda / Berita / Ratusan TKI Meninggal di Malaysia, DPR Usul Pembentukan Satgas Terpadu

Ratusan TKI Meninggal di Malaysia, DPR Usul Pembentukan Satgas Terpadu

Rabu, 29 Juni 2022 23:55 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : ASYRAF


Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad. Foto: Dok/rni


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad menanggapi laporan dari Koalisi Buruh Migran Berdaulat (KBMB) soal Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang disebut meninggal dan beberapa lainnya mengalami penganiayaan di rumah tahanan imigrasi di Sabah, Malaysia. Politisi Partai Gerindra itu mengusulkan dibentuk satuan tugas terpadu untuk memonitor dan menjamin pelindungan bagi tenaga kerja migran.

“Saya pikir perlu dibentuk satu Satgas yang berkoordinasi terpadu untuk memantau pekerja-pekerja Indonesia di luar negeri," ujar Dasco melalui keterangan pers yang diterima DIALEKSIS.COM, Rabu (29/6/2022).

Lebih lanjut Dasco menyebutkan, dalam kasus ini tidak bisa menyalahkan satu lembaga tetapi memang perlu koordinasi mengenai masalah pekerja migran yang ditahan. “Kita tidak menyalahkan satu lembaga, tetapi memang harus perlu koordinasi. Sebab mengenai pekerja migran bukan masalah yang mudah," jelas Dasco.

Diketahui, Koalisi Buruh Migran Berdaulat (KBMB) mengungkapkan sebanyak 149 Warga Negara Indonesia (WNI) yang meninggal di dalam Pusat Tahanan Imigrasi Sabah, Malaysia. Banyak dari WNI itu diduga tewas karena kondisi tahanan yang buruk dan penyiksaan. Rinciannya, pada 2021 ada 101 WNI yang meninggal, sementara dari Januari hingga Juni 2022 terdapat 48 WNI yang tewas di pusat tahanan imigrasi Sabah.

Tim Pencari Fakta KBMB, Abu Mufakhir dalam diskusi daring pada Sabtu (25/6/2022), mengatakan isu layanan kesehatan bukan satu-satunya kondisi buruk di rumah tahanan di Sabah. Menurut Abu, tim juga menemukan adanya penyiksaan terhadap tahanan sampai menyebabkan meninggal. Selain itu, ada pula anak-anak yang terus ditahan meskipun orang tuanya sudah meninggal di dalam tahanan tersebut. (ASY)

Keyword:


Editor :
Teuku Pondek

riset-JSI
Komentar Anda