Senin, 21 April 2025
Beranda / Berita / Surat Terbuka Fauzan Santa Kritik Logo HUT 820 Banda Aceh Tanpa Identitas Aceh

Surat Terbuka Fauzan Santa Kritik Logo HUT 820 Banda Aceh Tanpa Identitas Aceh

Jum`at, 18 April 2025 22:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Ratnalia

Desain Logo Hari Ulang Tahun (HUT) ke - 820 Kota Banda Aceh. Foto: doc pribadi Fauzan Santa


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Fauzan Santa Rektor, pendiri Sekolah Menulis Dokarim, menyampaikan surat terbuka melalui laman Facebook pribadinya yang mengkritik hasil seleksi Sayembara Desain Logo Hari Ulang Tahun (HUT) ke - 820 Kota Banda Aceh. Surat yang ditujukan kepada Dewan Juri kompetisi ini menyoroti absennya representasi identitas budaya Aceh dalam lima karya terpilih, meskipun tema besar sayembara adalah “Banda Aceh Kota Kolaborasi”.

Dalam suratnya, Fauzan mengapresiasi gelaran sayembara yang disebutnya sebagai "sejarah yang cukup mengerikan" bagi daerah di mana apresiasi birokrasi terhadap seni dan budaya masih dinilai rendah.

Ia menilai partisipasi generasi muda Aceh dalam menghasilkan desain logo terbaik patut diapresiasi. Namun, ia mempertanyakan keseriusan dewan juri dalam mempertimbangkan identitas kultural Aceh.

"Seluruh karya terpilih hanya fokus pada visualisasi konsep kota kolaboratif, tetapi tak satu pun menampilkan aura visual identitas Aceh yang kuat," tulis Fauzan. Padahal, dalam petunjuk teknis sayembara, panitia menekankan pentingnya menggabungkan dua unsur: Identitas Aceh dan Kota Kolaborasi.

Fauzan menegaskan bahwa identitas Aceh bukanlah konsep abstrak seperti gotong royong atau persaudaraan, melainkan harus merujuk pada warisan budaya fisik yang telah bertahan selama delapan abad.

Ia menyebut artefak seperti Masjid Indrapuri, Bustanussalatin, atau tugu-tugu bersejarah sebagai ikon yang semestinya diolah menjadi simbol visual.

"Usia 820 tahun bukan sekadar angka. Di baliknya ada pergulatan sejarah, kejayaan, dan kejatuhan yang harus diwakili melalui desain bernilai historis," ujarnya.

Menurutnya, karya terpilih justru terjebak pada "permainan bentuk dan huruf" angka 820, tanpa upaya menerjemahkannya sebagai warisan bermakna.

Fauzan, yang menyatakan diri sebagai warga kota peminat seni, meminta Dewan Juri mempertanggungjawabkan proses kurasi desain.

Selanjutnya ia mendorong agar logo HUT tak hanya menjadi simbol kolaborasi, tetapi juga mencerminkan kedalaman sejarah dan budaya lokal.

"Kritik ini bukan untuk menjatuhkan, melainkan membuka percakapan estetik yang lebih mendalam. Semoga Banda Aceh bisa tampil sebagai Bustanussalatin modern, tegar dalam identitas namun relevan dengan semangat zaman," tulisnya.

Surat terbuka ini telah memicu diskusi di kalangan seniman dan warganet Aceh. Sejumlah pihak mendukung kritik Fauzan, sementara yang lain berargumen bahwa tema "kolaborasi" perlu diutamakan sebagai visi pemimpin baru. Hingga berita ini diturunkan, Dewan Juri dan Panitia Sayembara belum memberikan tanggapan resmi.

Sayembara Desain Logo HUT ke - 820 Banda Aceh digelar sebagai bagian dari agenda menyambut hari jadi kota pada 22 April 2025. Logo pemenang rencananya akan diumumkan pekan depan dan digunakan dalam seluruh kegiatan perayaan.


Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
dinsos
inspektorat
koperasi
disbudpar