kip lhok
Beranda / Berita / Unpad Buka Seleksi Jalur Mandiri untuk Program Sarjana

Unpad Buka Seleksi Jalur Mandiri untuk Program Sarjana

Minggu, 02 Juni 2019 13:41 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Jawa Barat - Universitas Padjadjaran akan membuka satu jalur penerimaan mahasiswa baru tahun akademik 2019/2020 di luar jalur SNMPTN dan SBMPTN.  Seleksi penerimaan berbasis Jalur Mandiri ini memiliki daya tampung sebesar 22,9% dari total daya tampung Unpad, atau sekitar 1.400 orang.

Pelaksana Tugas Rektor Unpad Prof. Dr. Rina Indiastuti,  M. SIE., menjelaskan,  selaras dengan jalur SNMPTN dan SBMPTN, Jalur Mandiri juga bertujuan untuk menjaring calon mahasiswa dengan input yang terbaik.

"Tentu Unpad sudah konsisten ingin meningkatkan mutu pendidikan. Mutu pendidikan akan mudah ditingkatkan kalau kualitas mahasiswanya merupakan kualitas baik," ujar Prof. Rina saat menggelar jumpa pers di ruang Executive Lounge Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Sabtu (1/6).

Jalur Mandiri Unpad dapat diikuti oleh siswa SMA/MA/SMK mulai dari lulusan 2016, 2017, 2018, dan 2019. Seleksi terbagi menjadi dua kelompok ujian, yaitu Sains dan Teknologi (Saintek)  serta Sosiohumaniora (Soshum).

Ada dua tahapan ujian pada Jalur Mandiri Unpad. Dengan demikian, metode seleksi yang dilakukan pada Jalur Mandiri Unpad akan lebih komprehensif dibanding seleksi secara nasional.

Tahap pertama seleksi Jalur Mandiri adalah Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) mandiri melalui perangkat Android. Tes ini terbagi menjadi dua ujian,  yakni Tes Kompetensi Akademik (TPA)  dan Tes Kompetensi Skolastik (TPS).

Tes Potensi Akademik akan mengujikan mata pelajaran yang sesuai dengan kelompok ujian yang dipilih,  seperti matematika saintek, fisika, biologi, dan kimia untuk kelompok saintek, serta matematika soshum,  geografi,  sejarah, sosiologi,  dan ekonomi untuk kelompok soshum.

Sementara TPS akan menguji kemampuan pengetahuan, pemahaman, dan penalaran umum, kuantitatif, serta kemampuan untuk memahami bacaan menulis.

Setelah dinyatakan lulus seleksi tahap pertama,  peserta harus mengikuti seleksi tahap kedua berupa tes TOEFL dan wawancara dengan model wawancara mini (MMI). Selain itu, ada pula tes khusus yang dilakukan oleh fakultas tertentu,  yaitu tes Minessota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) untuk Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kedokteran Gigi,  serta tes kemampuan renang untuk Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unpad Dr. Arry Bainus, M.A., menjelaskan, untuk tes tahap pertama diikuti oleh seluruh pendaftar pada Jalur Mandiri. Untuk tahap kedua, Unpad akan menjaring peserta yang lolos hanya sejumlah dua kali dari daya tampung Jalur Mandiri.

"Artinya, persaingannya hanya 1:2," kata Dr. Arry.

Pendaftaran Jalur Mandiri dibuka mulai 17 Juni hingga 30 Juni 2019. Peserta bisa mengakses informasi pendaftaran pada laman http://smup.unpad.ac.id/. Biaya pendaftaran untuk Jalur Mandiri adalah sebesar Rp500.000, dan Rp600.000 untuk program studi yang memerlukan tes khusus.

Pelaksanaan ujian tahap satu dilaksanakan pada 6 – 7 Juli, sedangkan pengumumannya dilakukan pada 11 Juli. Sementara ujian tahap dua dilaksanakan pada 13 – 14 juli dan tes khusus dilaksanakan pada 15 – 16 Juli. Pengumuman kelulusan Jalur Mandiri akan dibuka pada 18 Juli 2019.

Dana Pengembangan

Prof. Rina menjelaskan, ada konsekuensi dari dibukanya Jalur Mandiri, yakni adanya dana pengembangan yang dibayarkan mahasiswa setelah dinyatakan lolos seleksi. Hal ini sesuai dengan amanat di dalam peraturan perundang-undangan, bahwa mahasiswa atau orang tua/wali/yang membiayai boleh dikenakan pemungutan dana pengembangan.

"Pengembangan ini adalah untuk pengembangan mutu pendidikan Unpad," kata Prof. Rina.

Dana pengembangan ini diperlukan untuk menyiapkan lulusan perguruan tinggi agar sesuai dengan tuntutan zaman. Prof. Rina memastikan, dana pengembangan akan digunakan untuk pemenuhan 8 Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) yang sudah ditetapkan pemerintah.

Mahasiswa yang sudah dinyatakan diterima melalui Jalur Mandiri akan dikenakan Uang Kuliah Tunggal (UKT) tertinggi serta dikenakan dana pengembangan. Besaran rentang dana pengembangan untuk kelompok prodi saintek antara Rp 20 juta hingga Rp 250 juta. Sementara rentang dana pengembangan untuk kelompok prodi soshum antara Rp 15 juta hingga Rp 75 juta.

Namun, Unpad tetap membuka seleksi Jalur Mandiri ini untuk semua kalangan. Prof. Rina mengatakan, bagi peserta yang berasal dari keluarga tidak mampu tetap memiliki kesempatan untuk ikut seleksi. Saat dinyatakan diterima, mahasiswa yang tidak mampu secara finansial tidak akan dipungut dana pengembangan dan UKT.

Berbasis Android

Pada Jalur Mandiri ini, Unpad kembali melakukan inovasi berupa penyelenggaraan UTBK dengan menggunakan perangkat Android. Metode ini sudah pernah diimplementasikan pada pelaksanaan SBMPTN tahun 2018 lalu.

Selain untuk UTBK, penyelenggaran ujian dengan menggunakan perangkat Android juga akan digunakan saat tes TOEFL.

Dr. Arry menjelaskan, ada beberapa ketentuan perangkat yang kompatibel digunakan untuk ujian. Secara teknis sistem operasi (OS) perangkat minimal menggunakan sistem Android minimal 6.0.1 "Marshmallow", memiliki RAM minimal 2 GB, dan ukuran layar minimal 5 inci. Peserta juga disarankan membawa pengisi daya (charger), bank daya (powerbank), serta earphone.

Secara teknis, peserta akan mendapatkan akses masuk ke aplikasi soal setelah melakukan pendaftaran. Peserta juga dapat melakukan simulasi mengerjakan soal beberapa saat sebelum ujian dimulai.

Untuk masalah keamanan, Dr. Arry menjamin bahwa aplikasi ini aman dari gangguan. Peserta juga tidak bisa melakukan kecurangan, karena begitu masuk ke aplikasi, peserta tidak bisa menggunakan aplikasi lainnya yang ada di perangkat ponsel. Untuk meminimalisasi gangguan luar, jaringan internet juga akan menggunakan sistem intranet. (Arief Maulana)

Keyword:


Editor :
Pondek

riset-JSI
Komentar Anda