Jum`at, 04 Juli 2025
Beranda / Data / Ilmuwan Ungkap Waktu Punya Tiga Dimensi, Bukan Satu

Ilmuwan Ungkap Waktu Punya Tiga Dimensi, Bukan Satu

Kamis, 03 Juli 2025 12:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Waktu Punya Tiga Dimensi, Bukan Satu. Foto: Ist


DIALEKSIS.COM | Data - Sebuah teori baru yang mengejutkan kembali menggugah dunia fisika. Kali ini datang dari Dr. Gunther Kletetschka, ilmuwan dari University of Alaska Fairbanks, yang menyatakan bahwa waktu bukan hanya satu dimensi seperti yang selama ini kita yakini, melainkan terdiri dari tiga dimensi. Lebih dari itu, ia menyatakan bahwa ruang hanyalah manifestasi sekunder dari keberadaan waktu sebuah pendekatan yang mengguncang fondasi pemahaman fisika modern.

Selama lebih dari satu abad, fisika modern berpegang pada konsep spacetime, yang diperkenalkan oleh Albert Einstein melalui teori relativitasnya. Dalam kerangka itu, realitas terdiri dari empat dimensi: satu dimensi waktu dan tiga dimensi ruang. Namun Dr. Kletetschka hadir dengan pendekatan radikal: ia membalik konstruksi ini sepenuhnya.

“Tiga dimensi waktu adalah struktur utama dari realitas, seperti kanvas dalam lukisan,” ujarnya. “Sementara ruang, dengan tiga dimensinya, hanyalah cat di atas kanvas tersebut.”

Waktu Tidak Lagi Lurus

Dalam kehidupan sehari-hari, kita memahami waktu sebagai garis lurus: bergerak satu arah, dari masa lalu ke masa depan. Namun, Dr. Kletetschka meminta kita membayangkan bahwa waktu memiliki lebih dari satu arah  layaknya ruang. Jika kita berjalan lurus di jalan, itulah waktu linear seperti yang biasa kita rasakan. Tapi bagaimana jika ada jalan lain yang menyilang secara horizontal? Dan bagaimana jika kita bisa berbelok ke jalur itu?

Menurut Kletetschka, dimensi waktu kedua mencerminkan berbagai kemungkinan atas suatu peristiwa. Sementara dimensi waktu ketiga memungkinkan kita untuk berpindah antar kemungkinan tersebut layaknya berpindah jalur, bukan sekadar berjalan maju atau mundur.

Bukan Sekadar Spekulasi

Berbeda dari spekulasi filosofis atau gagasan eksperimental yang tak terjangkau, Kletetschka menekankan bahwa teorinya bisa diuji secara ilmiah dan matematis.

“Pekerjaan saya mengubah konsep tiga dimensi waktu dari ide matematis menjadi teori fisik yang dapat diverifikasi lewat berbagai pendekatan independen,” tegasnya. Ia bahkan mengklaim bahwa pendekatan ini mampu menjelaskan massa partikel fundamental seperti elektron, muon, dan quark ” dan hasil perhitungannya sesuai dengan data yang telah dikonfirmasi dalam fisika partikel modern.

Jalan Baru Menuju “Theory of Everything”

Salah satu tantangan terbesar dalam dunia fisika saat ini adalah menyatukan dua teori raksasa: relativitas umum dan mekanika kuantum. Teori relativitas sangat sukses menjelaskan gravitasi dan struktur ruang-waktu dalam skala besar, sementara mekanika kuantum menjelaskan interaksi partikel dalam skala terkecil. Namun hingga kini, keduanya belum menemukan titik temu dalam satu kerangka teoritis impian yang disebut sebagai theory of everything.

Model Standar dalam fisika partikel saat ini sudah menjelaskan tiga dari empat gaya fundamental: gaya elektromagnetik, gaya nuklir kuat, dan gaya nuklir lemah. Hanya gaya gravitasi yang belum bisa dimasukkan ke dalam kerangka ini. Di sinilah teori tiga dimensi waktu Dr. Kletetschka mengambil peran.

Dengan mengubah perspektif tentang struktur waktu dan ruang, ia berharap bisa menjembatani kesenjangan antara relativitas dan mekanika kuantum dan membuka jalan menuju teori kuantum gravitasi yang menyatukan segalanya.

“Jalan menuju penyatuan mungkin memerlukan perubahan fundamental dalam cara kita memandang realitas fisik,” jelas Kletetschka.

Menjaga Prinsip Kausalitas

Salah satu kritik utama terhadap teori waktu multi-dimensi adalah kekacauan dalam konsep kausalitas, atau hubungan sebab-akibat. Jika waktu bisa bercabang atau bergerak ke berbagai arah, bagaimana kita memastikan bahwa penyebab tetap mendahului akibat?

Namun Kletetschka menanggapi isu ini dengan tenang. Dalam struktur matematis yang ia kembangkan, kausalitas tetap terjaga, meskipun realitas tempat hubungan itu berlangsung menjadi lebih kompleks dari yang kita pahami selama ini.

Teorinya tidak berdiri sendiri. Pemikirannya bersinggungan dengan gagasan fisikawan lain seperti Itzhak Bars dari University of Southern California, yang juga pernah mengusulkan kemungkinan adanya dimensi waktu tambahan dalam kondisi energi ekstrem ” seperti saat awal mula alam semesta atau eksperimen partikel energi tinggi.

Telah Dipublikasikan Secara Ilmiah

Penelitian Dr. Kletetschka telah dipublikasikan di jurnal Reports in Advances of Physical Science, memperkuat posisi ilmiahnya sebagai bukan sekadar gagasan liar, melainkan bagian dari diskursus ilmiah yang sah dan dapat diuji.

Dengan dasar matematika yang ketat dan potensi verifikasi eksperimental, teori ini menawarkan lebih dari sekadar imajinasi: ia membuka kemungkinan bahwa realitas kita lebih luas dan lebih rumit daripada yang bisa dibayangkan dalam fisika empat dimensi.

Menjawab Pertanyaan Paling Mendasar

Teori ini menjanjikan bukan hanya penyatuan gaya-gaya alam, tetapi juga berpotensi menjawab pertanyaan-pertanyaan paling mendasar dalam fisika:

  1. Dari mana massa partikel berasal?
  2. Bagaimana ruang dan waktu saling terkait?
  3. Apakah realitas memiliki struktur yang lebih dalam dari yang kita lihat?
  4. Bisakah kita benar-benar memahami bagaimana alam semesta ini bekerja secara keseluruhan?

Dengan memosisikan waktu sebagai fondasi utama, bukan ruang, Dr. Kletetschka mengajak kita membayangkan ulang dasar realitas. Teorinya memang masih dalam tahap awal pengujian dan debat, namun ia telah menyemai satu hal penting: bahwa sains terus bergerak bukan hanya maju dalam waktu, tetapi juga melintasi batas-batas pemahaman lama.

Keyword:


Editor :
Redaksi

Berita Terkait
    riset-JSI