Selasa, 22 April 2025
Beranda / Data / Studi Oxford: Air di Bumi Sudah Ada Sejak Pembentukan Planet

Studi Oxford: Air di Bumi Sudah Ada Sejak Pembentukan Planet

Minggu, 20 April 2025 17:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Umur air jauh lebih tua dibandingan Bumi. Foto: Alexandrum79


DIALEKSIS.COM | Inggris - Air yang menutupi dua pertiga permukaan Bumi mungkin bukan berasal dari hantaman asteroid purba, melainkan sudah tersimpan sejak planet ini lahir. Klaim revolusioner ini diungkapkan tim peneliti Universitas Oxford lewat analisis meteorit langka berusia 4,55 miliar tahun. Temuan ini mengubah pandangan lama tentang asal-usul kehidupan di Bumi dan membuka babak baru dalam studi pembentukan planet.

Selama puluhan tahun, ilmuwan berdebat: dari mana air di Bumi berasal? Teori dominan menyebut asteroid kaya air sebagai “pengirim” utama miliaran tahun lalu. Namun, studi terbaru yang dipublikasikan dalam Journal of Planetary Science ini justru membantahnya.

Tim Oxford mengalihkan perhatian ke meteorit jenis enstatite chondrite - batuan antariksa langka yang diyakini mirip material penyusun Bumi muda. Salah satu sampel kunci adalah meteorit LAR 12252 yang ditemukan di Antarktika. Dengan teknologi canggih XANES spectroscopy di fasilitas Diamond Light Source, Harwell, mereka menyibak rahasia tersembunyi: hidrogen terikat belerang dalam bentuk hidrogen sulfida (H₂S) di bagian matriks meteorit.

“Kami terkejut! Hidrogen sulfida ini justru ada di bagian material halus meteorit, bukan di retakan yang mungkin terkontaminasi,” ujar Tom Barrett, ketua tim peneliti. Analisis menunjukkan, kadar hidrogen di area tersebut lima kali lebih tinggi daripada bagian lain, sementara di zona yang berkarat (tanda kontaminasi Bumi), hidrogen hampir nihil. “Ini bukti kuat: hidrogen sudah ada sejak meteorit terbentuk,” tegasnya.

Temuan ini menjungkirbalikkan asumsi lama. Jika enstatite chondrite menjadi bahan baku Bumi, berarti planet ini sejak embrio sudah membawa stok hidrogen bahan dasar air (H₂O). 

“Kami selalu mengira Bumi purba terlalu panas untuk menyimpan hidrogen. Ternyata, elemen ini terperangkap aman dalam senyawa belerang,” jelas Associate Professor James Bryson, rekan penulis studi.

Artinya, Bumi tidak perlu menunggu “kiriman” air dari asteroid. Proses pembentukan air bisa terjadi secara alami seiring pendinginan planet. “Ini bukan kebetulan kosmik, melainkan bagian tak terpisahkan dari kelahiran Bumi,” tambah Bryson.

Studi ini tidak hanya mengubah narasi sejarah Bumi, tetapi juga memberi petunjuk baru dalam mencari kehidupan di luar angkasa. Jika planet batuan bisa menyimpan hidrogen sejak lahir, peluang adanya air dan potensi kehidupan  di eksoplanet pun semakin besar.

“Kami baru membuka satu babak. Selanjutnya, kami akan meneliti bagaimana hidrogen dalam meteorit ini bertahan dari panas ekstim pembentukan planet,” tutup Barrett. 

Sementara itu, temuan ini telah mengguncang komunitas ilmu planet dan mengajak kita semua memandang Bumi dengan kacamata yang lebih “basah” dari perkiraan.

Keyword:


Editor :
Redaksi

Berita Terkait
    riset-JSI
    dinsos
    inspektorat
    koperasi
    disbudpar