Selasa, 22 April 2025
Beranda / Data / Studi Terbaru Ungkap Wajah Orang Kaya dan Miskin Bisa Dibedakan, Ini Penjelasannya

Studi Terbaru Ungkap Wajah Orang Kaya dan Miskin Bisa Dibedakan, Ini Penjelasannya

Minggu, 20 April 2025 17:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Beda wajah orang miskin dan kaya berdasarkan penelitian. Foto: New York Post


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Sebuah penelitian mengejutkan dari University of Toronto mengungkap bahwa wajah seseorang bisa mengisyaratkan status sosialnya, terlepas dari ekspresi atau penampilan fisik. Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Personality and Social Psychology ini menyebut, orang mampu menebak apakah seseorang berasal dari kalangan kaya atau miskin hanya dengan melihat foto wajah mereka bahkan saat ekspresinya netral.

Tim peneliti menggunakan 160 foto hitam - putih 80 pria dan 80 wanita dengan ekspresi netral dan tanpa aksesori. Separuh partisipan berasal dari kalangan berpenghasilan tinggi, sementara sisanya dari kelas pekerja. Foto - foto ini kemudian ditunjukkan kepada responden lain yang diminta menebak status sosial subjek. Hasilnya, lebih dari separuh (68%) berhasil menebak dengan benar. Yang mengejutkan, mereka tidak tahu alasan di balik keputusan tersebut.

"Ketika ditanya bagaimana cara menebak, partisipan tidak menyadarinya. Ini terjadi secara intuitif," ujar R. Thora Bjorsdottir, salah satu peneliti, seperti dikutip dari CNBC Make It. Analisis lebih lanjut mengungkap, mata dan mulut menjadi fitur wajah yang paling sering dijadikan acuan.

Menurut studi, wajah orang kaya cenderung terlihat lebih bahagia dan minim kecemasan, sementara wajah kalangan kurang mampu lebih sering menunjukkan tekanan atau kepenatan. 

"Perbedaan kekayaan ternyata tercermin dalam ekspresi wajah, bahkan saat seseorang tidak sedang tersenyum atau cemberut," jelas Bjorsdottir.

Penelitian ini menyoroti bahwa kebahagiaan dan rasa aman finansial mungkin membentuk "jejak" permanen pada wajah. Sebaliknya, kesulitan ekonomi dapat meninggalkan kesan lelah atau stres yang sulit disembunyikan.

Meski menarik, temuan ini memicu kekhawatiran. Nicholas O. Rule, peneliti lain dalam studi, memperingatkan bahwa kemampuan membaca kelas sosial dari wajah berpotensi memperparah siklus kemiskinan. Misalnya, orang dengan wajah "terlihat miskin" mungkin mendapat perlakuan diskriminatif dalam pekerjaan atau interaksi sosial.

"Persepsi berbasis wajah bisa menjadi salah satu faktor yang memperkuat ketimpangan. Ini adalah lingkaran setan yang perlu diwaspadai," tegas Rule.

Studi ini membuka pintu diskusi tentang bagaimana tekanan sosial-ekonomi membentuk diri seseorang bahkan secara fisik. Namun, para peneliti menekankan bahwa faktor lingkungan dan kebijakan sistemik tetap menjadi akar masalah ketimpangan, bukan sekadar ekspresi wajah.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
dinsos
inspektorat
koperasi
disbudpar