Jum`at, 12 Desember 2025
Beranda / Data / Tracking Redaksi Dialeksis Popularitas Mualem Ungguli KDM dan Purbaya

Tracking Redaksi Dialeksis Popularitas Mualem Ungguli KDM dan Purbaya

Kamis, 11 Desember 2025 18:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Redaksi
Muzakir Manaf. Foto: humas pemerintah Aceh 

DIALEKSIS.COM | Aceh - Hasil tracking dan tabulasi data yang dilakukan redaksi Dialeksis pada periode akhir November hingga awal Desember 2025 menunjukkan dinamika berbeda pada popularitas tiga tokoh publik yang kerap menjadi pembicaraan meliputi Muzakir Manaf alias Mualem, Dedi Mulyadi (sering disingkat KDM) dan Purbaya Yudhi Sadewa. Meski ketiganya tampil kuat di ruang publik, pola perhatian dan intensitas pemberitaan baik di media online nasional maupun di platform media sosial menunjukkan karakter yang berbeda-beda.

Secara regional, Muzakir Manaf mendominasi percakapan seputar Aceh. Lonjakan pemberitaan dan engagement terhadap Mualem terutama dipicu oleh penanganan bencana hidrometeorologi yang terjadi akhir November 2025, saat pemerintah provinsi melakukan tanggap darurat. Aktivitas kunjungan lapangan, pengumuman perpanjangan masa tanggap darurat, serta respons kebijakan penanganan korban menjadi pemicu utama kenaikan mention dan interaksi pada akun-akun yang membahas Aceh. Beberapa liputan media lokal dan nasional yang menyorot peran gubernur Aceh memperkuat visibilitasnya di media online. 

Jika diukur dengan indikator kuantitatif yang biasa dipakai redaksi volume mention, share artikel, rasio interaksi per posting, dan headline pickup oleh portal nasional Mualem menunjukkan angka engagement tinggi pada klaster regional-nasional yang berhubungan langsung dengan isu bencana dan pelayanan publik. Temuan eksternal yang seirama menunjukkan bahwa Mualem sempat menempati posisi atas pada survei tertentu di kelompok muda yang mengapresiasi kinerja gubernur, yang turut memperkuat sinyal positif di ranah opini publik. 

Dedi Mulyadi (KDM) mempertahankan statusnya sebagai figur yang memiliki audience nasional lebih luas dan konsisten. Dalam beberapa pemantauan redaksi, KDM cenderung memperoleh volume pemberitaan yang stabil karena posisi politiknya yang kerap menjadi sumber opini dan viralitas, terutama di Jawa Barat dan klaster pembaca yang mengikuti dinamika politik daerah. Perbandingan tabulasi menunjukkan bahwa sementara Mualem unggul dalam spike engagement terkait peristiwa spesifik (bencana dan respons pemerintahan), KDM menunjukkan reach yang lebih merata di berbagai topik publik sehingga secara keseluruhan mempertahankan visibility nasional yang kuat. Eksposur tersebut terlihat juga pada survei dan daftar peringkat gubernur yang pernah menempatkan KDM di posisi tinggi pada kategori tertentu. 

Purbaya Yudhi Sadewa tampil sebagai fenomena berbeda terlihat dari popularitasnya tumbuh cepat pada level nasional sejak pengangkatannya sebagai Menteri Keuangan pada kuartal ketiga dan keempat 2025. Lonjakan liputan media dan perbincangan di media sosial tercatat kuat terutama pada momen kebijakan fiskal, pernyataan soal anggaran bencana, dan publikasi proyeksi ekonomi yang mendapat atensi media bisnis dan politik. Pola ini menjadikan Purbaya sebagai “media darling” dalam periode singkat, dengan volume pickup headline nasional yang sering melampaui percakapan tokoh daerah. Analisis redaksi menunjukkan bahwa Purbaya mendapat porsi pemberitaan politik-ekonomi yang menjangkau audiens lebih luas dan cepat viral di platform berita online nasional. 

Dari sisi sentimen, tracking Dialeksis menemukan perbedaan nuansa, terlihat perbincangan tentang Mualem cenderung bernuansa instrumental laporan aktivitas, apresiasi terkait penanganan darurat, dan kritik teknis terhadap proses penanganan bencana. Percakapan tentang KDM sering bercampur antara kritik kebijakan, komentar budaya-politik, dan meme politik yang membuat sentimen fluktuatif namun tetap tinggi volumenya. Sementara percakapan tentang Purbaya kebanyakan berpusat pada kebijakan ekonomi dan interpretasi pasar, sehingga sentimennya lebih banyak didikte oleh analisis kebijakan dan opini ekonom. Pernyataan publik tentang anggaran dan kebijakan fiskal oleh Purbaya sering langsung diangkat portal nasional dan kanal ekonomi. 

Implikasi bagi pengelolaan citra publik jelas: figur regional seperti Mualem memperoleh keuntungan dari peristiwa konkret yang menyentuh basis pemilihnya, namun efektivitas narasi itu relatif terbatas pada klaster kepedulian provinsi dan isu kebencanaan jika tidak dipadukan dengan communication strategy nasional. KDM, dengan basis audiens yang lebih tersebar, mendapat keuntungan dari eksposur berkelanjutan; sedangkan Purbaya mendapat efek amplifikasi cepat karena isu kebijakan yang berdampak nasional dan liputan media ekonomi. Temuan ini menjadi bahan pertimbangan penting bagi tim komunikasi masing-masing pihak untuk menyesuaikan strategi platform, frekuensi pesan, dan focal issue. 

Catatan metodologis redaksi Dialeksis melakukan tracking dengan menggabungkan pemantauan mention di platform utama (X/Twitter, Instagram, Facebook, dan portal berita online), analisis headline pickup media nasional, serta pengukuran engagement (like, share, komentar) pada rentang waktu yang disebutkan. Data disajikan dalam bentuk tabulasi per hari dan agregat mingguan untuk menangkap lonjakan dan tren berkelanjutan. Untuk perbandingan lebih mendalam, redaksi merekomendasikan penyajian tabel angka mentah dan grafik waktu yang memperlihatkan lonjakan masing-masing figur pada momen kunci.

Sebagai penutup, dinamika popularitas tiga tokoh itu menegaskan kembali bahwa visibility publik kini ditentukan kombinasi antara momentum peristiwa, kapasitas narasi, dan pickup media nasional. Mualem kuat pada momen konkret yang menyentuh publik Aceh, KDM kuat dalam eksposur broad-topic, dan Purbaya unggul pada isu ekonomi yang cepat viral di level nasional. Redaksi Dialeksis akan selalu melakukan monitoring media/tracking media melalui sosial media dan media online.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI