kip lhok
Beranda / Berita / Dunia / 20 Truk Bantuan Menunggu Untuk Memasuki Gaza dari Mesir

20 Truk Bantuan Menunggu Untuk Memasuki Gaza dari Mesir

Kamis, 19 Oktober 2023 19:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Truk bantuan untuk Gaza. [Foto: Ali Moustafa/EPA-EFE/REX/Shutterstock]


DIALEKSIS.COM | Dunia - Sekitar 20 truk yang membawa makanan, air dan pasokan medis mungkin diizinkan memasuki Gaza dalam beberapa hari mendatang.

Israel memutus aliran listrik, sebagian besar air dan menghentikan pengiriman makanan dan obat-obatan ke Gaza menyusul serangan militan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu.

Sejak itu, 2,1 juta penduduk Gaza dengan cepat kehabisan pasokan bahan pokok. Namun organisasi-organisasi kemanusiaan terkemuka memperingatkan bahwa pengiriman bantuan hanya akan menjadi setetes air di lautan.

“PBB melaporkan bahwa minimal 100 truk bantuan kemanusiaan diperlukan untuk mendukung jutaan warga sipil yang tinggal di Gaza”, Shaina Low dari Dewan Pengungsi Norwegia mengatakan kepada BBC. Saat ini, hanya 20 orang yang diyakini diizinkan masuk.

Philippe Lazzarini, komisaris jenderal Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA), mengatakan sebelum perang, sekitar 500 truk setiap hari akan memasuki Gaza untuk memasok bantuan.

Sentimen serupa juga disampaikan oleh Juliette Touma, juru bicara badan PBB di Amman, yang mengatakan bahkan sebelum perang dimulai, 1,2 juta orang bergantung pada bantuan pangan dari UNRWA.

“Kemiskinan sangat tinggi di Jalur Gaza. Sebelum perang, situasinya sangat memprihatinkan. Sekarang menjadi tragis,” katanya.

Kesepakatan untuk memberikan bantuan dalam jumlah terbatas melalui penyeberangan Rafah Mesir dicapai oleh Presiden AS Joe Biden dan Presiden Mesir Abdul Fattah al-Sisi pada hari Rabu (18/10/2023).

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengkonfirmasi pada hari Rabu bahwa Israel tidak akan mencegah pasokan dari Mesir ke penduduk sipil di Gaza selatan.

Namun, pemerintah hanya mengizinkan pasokan makanan, air, dan obat-obatan, bukan pasokan lain yang sangat dibutuhkan seperti bahan bakar.

Sebuah laporan PBB mengenai Gaza mengatakan, bahan bakar adalah suatu kebutuhan, dan kekurangan bahan bakar berkontribusi terhadap krisis air, karena pabrik desalinasi dan pompa air tidak dapat lagi beroperasi.

Lazzarini mengatakan jika bahan bakar tidak dapat disalurkan, maka diperlukan lebih banyak truk untuk mengangkut air.

Perjanjian bantuan ini menawarkan secercah harapan bagi jutaan orang di Gaza. Sebelum perundingan ini, masih belum jelas bagaimana bantuan akan menjangkau warga sipil.

Israel mengatakan mereka tidak akan mengizinkan bantuan apa pun melewati wilayahnya sampai sandera yang ditahan oleh Hamas dibebaskan, dan bantuan tidak dapat melintasi perbatasan Rafah melalui Mesir.

Batas waktu pasti kapan bantuan akan sampai kepada mereka yang membutuhkan masih belum jelas. Jalan di persimpangan Rafah memerlukan perbaikan sebelum truk bisa masuk.

Namun Mohsen Sarhan dari Bank Makanan Mesir mengatakan, waktu persediaan hampir habis. Dia mengatakan 120 truk siap mengantarkan bantuan dan menunggu di perbatasan untuk jalur yang aman.

“Kami sangat marah karena kami tahu orang-orang di sana kehabisan air. Mereka bahkan kehabisan kantong jenazah. Mereka kehabisan segalanya," ucapnya. [BBC]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda