DIALEKSIS.COM | Nigeria - Setidaknya 100 orang tewas dalam serangan bersenjata di sebuah desa di negara bagian Benue, Nigeria utara-tengah, kata Amnesty International Nigeria Sabtu (15/6/2025).
Serangan itu terjadi antara Jumat malam dan Sabtu dini hari di Yelewata, sebuah komunitas di wilayah Guma di negara bagian itu, kata kelompok hak asasi itu dalam sebuah posting Facebook.
Puluhan orang masih hilang, dan ratusan lainnya terluka dan tidak mendapatkan perawatan medis yang memadai, tambahnya.
"Banyak keluarga dikurung dan dibakar di dalam kamar tidur mereka. Begitu banyak mayat terbakar hingga tidak dapat dikenali lagi," kata Amnesty.
Video dan foto grafis di platform media sosial menunjukkan apa yang tampak seperti mayat dan rumah-rumah yang terbakar setelah serangan itu.
Udeme Edet, juru bicara polisi di Benue, mengonfirmasi bahwa serangan itu terjadi di Yelewata, tetapi tidak menyebutkan berapa banyak orang yang tewas.
Meskipun masih belum jelas siapa yang bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut, serangan semacam itu umum terjadi di wilayah utara Nigeria, tempat para penggembala dan petani setempat sering berselisih mengenai akses terbatas ke lahan dan air.
Para petani menuduh para penggembala, yang sebagian besar berasal dari suku Fulani, menggembalakan ternak mereka di lahan pertanian dan merusak hasil panen mereka. Para penggembala bersikeras bahwa lahan tersebut adalah rute penggembalaan yang pertama kali didukung oleh hukum pada tahun 1965, lima tahun setelah negara tersebut memperoleh kemerdekaannya.
Bulan lalu, orang-orang bersenjata, yang diyakini sebagai penggembala, menewaskan sedikitnya 20 orang di wilayah Gwer West, Benue. Pada bulan April, sedikitnya 40 orang tewas di negara bagian tetangga, Plateau.
Gubernur Negara Bagian Benue, Hyacinth Alia telah mengirim delegasi ke Yelewat untuk mendukung keluarga korban. [abc news]