AS Tebar Skeptis untuk Perdamaian Timur Tengah
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | jERICHO - AS tidak akan menyajikan skenario rencana perdamaian yang sudah lama ditunggu-tunggu untuk Israel-Palestina dalam waktu dekat ini. Sebaliknya, secara sepihak AS justru berusaha terus untuk merubah proposal mendatang, demikian menurut seorang pejabat senior Palestina.
AS, menurut Saeb Erekat, kepala negosiator Palestina,telah menebar skeptisisme mendalam di antara Palestina, negara-negara Arab. Pemerintahan Trump memihak Israel untuk isu-isu yang menjadi inti konflik yang telah berlangsung selama puluhan tahun,lalu mengubur semua peluang untuk perdamaian Timur Tengah. Misalnya perihal Yerusalem.
Saeb Erekat mengatakan: "Seluruh dunia menolak ide-ide mereka. Mereka sudah menerapkan rencana mereka dengan mengubah kerangka acuan."
Erekat mengatakan, tampaknya AS telah menerima posisi Israel pada isu-isu utama, dan bukan hanya perihal Yerusalem, tetapi termasuk nasib jutaan pengungsi Palestina dari perang yang terjadi pada 1948 dan permukiman Israel di tanah Palestina yang dianggap sebagai bagian dari negara masa depan mereka.
Greenblatt, arsitek utama dalam prakarsa AS itu, mengatakan bahwa para perunding AS telah memasuki "tahap pra-peluncuran" dari rencana tersebut, meskipun diboikot oleh para pemimpin Palestina.
Sejauh ini para pejabat AS tidak berkomentar mengenai apakah mereka akan mendukung pembentukan negara Palestina di samping negara Israel – yang merupakan tujuan dari putaran negosiasi sebelumnya, yang terakhir runtuh pada tahun 2014.
"Mereka mengatakan kepada kita 'damai berdasarkan kebenaran'," kata Erekat."Kebenaran Kushner dan kebenaran Netanyahu adalah bahwa Yerusalem adalah ibu kota Israel, tidak ada hak untuk mengembalikan ke pengungsi, tidak ada negara Palestina pada 1967 [perbatasan] dan Gaza harus dipisahkan dari Tepi Barat dan ini benar-benar tidak dapat diterima." Reuters