DIALEKSIS.COM | China - Badai tiba-tiba di Provinsi Guizhou, Tiongkok barat daya telah menenggelamkan empat perahu, menewaskan 10 orang dan melukai 70 orang.
Lebih dari 80 orang jatuh ke air, media pemerintah melaporkan pada hari Senin (5/5/2025), ketika hujan dan hujan es menghantam perahu-perahu di hamparan Sungai Wu dekat Kota Qianxi pada Minggu sore.
Operasi penyelamatan berlangsung semalam. Laporan awal mengatakan sembilan orang tewas, dengan satu orang hilang. Namun, petugas penyelamat menemukan orang yang hilang, yang "tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan", sekitar tengah hari, penyiar negara CCTV melaporkan.
Dalam satu video yang dibagikan oleh media pemerintah, seorang pria terlihat melakukan CPR pada seseorang, sementara salah satu perahu hanyut dalam posisi terbalik.
Laporan awal menunjukkan dua perahu wisata terbalik. Namun, CCTV kemudian mengonfirmasi bahwa empat perahu terlibat, dua di antaranya tidak membawa penumpang saat itu dalam insiden tersebut, yang terjadi di hulu jalur air, yang merupakan anak sungai dari Sungai Yangtze, sungai terpanjang di Tiongkok.
Tujuh awak kapal di atas kedua perahu, yang tidak membawa penumpang, berhasil berenang ke tempat yang aman, kata penyiar tersebut.
Menurut CCTV, kapal-kapal yang terlibat tidak kelebihan muatan. Setiap kapal memiliki kapasitas maksimum 40 penumpang.
Pemerintah provinsi mengirim sekitar 500 personel darurat untuk memimpin operasi penyelamatan.
Presiden Xi Jinping menyerukan "upaya habis-habisan" dalam operasi pencarian dan penyelamatan serta perawatan bagi mereka yang terluka, kata kantor berita pemerintah Xinhua.
Xi juga "menekankan pentingnya memperkuat langkah-langkah keselamatan di tempat-tempat wisata" dan tempat-tempat umum besar lainnya, kata kantor berita tersebut.
Sungai Wu, yang mengalir melalui pedalaman pegunungan Guizhou, merupakan tujuan wisata populer bagi wisatawan domestik, khususnya selama liburan.
Liburan May Day di Tiongkok, dari tanggal 1 hingga 5 Mei, mengalami peningkatan tajam dalam perjalanan domestik. Data pemerintah yang dikutip oleh media pemerintah menunjukkan bahwa banyak tujuan wisata di seluruh negeri itu dibanjiri oleh kerumunan.[Aljazeera]