kip lhok
Beranda / Berita / Dunia / Bom Bunuh Diri di Stasiun Kereta Api Quetta Pakistan, Tewaskan 26 Orang

Bom Bunuh Diri di Stasiun Kereta Api Quetta Pakistan, Tewaskan 26 Orang

Minggu, 10 November 2024 19:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Petugas keamanan Pakistan memeriksa lokasi ledakan di stasiun kereta api di Quetta Pakistan, pada 9 November 2024. [Foto: Sami Khan/EPA-EFE]


DIALEKSIS.COM | Dunia - Pada Sabtu (9/11/2024) pagi, Ikhtiar Hussain, seorang inspektur tiket senior untuk Pakistan Railways tiba di Stasiun Kereta Api Quetta di provinsi Balochistan sekitar pukul 8:25 waktu setempat (03:25 GMT), siap untuk menaiki kereta untuk mulai bekerja.

Beberapa detik kemudian, Hussain mendengar ledakan dahsyat dan jatuh ke tanah. Pecahan peluru dari ledakan itu mengenai pipi kanannya, dan wajahnya mulai berdarah.

Setidaknya 26 orang, termasuk personel keamanan dan warga sipil, tewas, dan puluhan lainnya terluka setelah seorang pembom bunuh diri menargetkan penumpang yang sedang menunggu Jaffar Express tujuan Peshawar pada Sabtu pagi.

Hussain, 47 tahun, selamat tetapi dengan luka di wajahnya dan kenangan yang tidak akan pernah pudar.

"Itu adalah pemandangan Hari Penghakiman, karena dalam hitungan detik orang-orang yang tersenyum di stasiun jatuh ke tanah dalam pertumpahan darah," kenang Hussain kepada Al Jazeera dari Rumah Sakit Sipil Quetta, tempat ia menerima perawatan untuk luka-lukanya.

Pejabat Pakistan telah mengonfirmasi bahwa itu adalah serangan bunuh diri. Badan penegak hukum sedang menyelidiki bagaimana penyerang berhasil masuk ke dalam stasiun meskipun ada tindakan pengamanan ketat di gerbang masuk dan keluar.

Kelompok separatis bersenjata yang dilarang, Tentara Pembebasan Balochistan (BLA), telah mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Perdana Menteri Shahbaz Sharif dan pemimpin politik senior lainnya telah mengutuk serangan terhadap penumpang yang tidak bersenjata dan berjanji untuk menghukum para pelaku.

Provinsi Balochistan di barat daya Pakistan, yang berbatasan dengan Iran dan Afghanistan, telah menyaksikan peningkatan serangan kekerasan sejak Januari. Pemerintah dan pasukan keamanan telah bertempur dengan kelompok bersenjata keagamaan seperti ISIL (ISIS), Tehreek-e-Taliban Pakistan, dan kelompok separatis Baloch.

Minggu lalu, sembilan orang tewas dalam ledakan IED yang menargetkan kendaraan polisi yang bertugas mengawal tim vaksinasi polio di Mastung, kota terpencil yang terletak sekitar 52 km (32 mil) dari ibu kota Quetta.

Komisaris Hamza Shafqat, seorang birokrat senior yang memimpin urusan administrasi di empat distrik termasuk Quetta, mengatakan kepada wartawan bahwa rekaman CCTV menunjukkan penyerang telah memasuki stasiun dengan berpura-pura menjadi penumpang sebelum ia meledakkan dirinya sendiri.

Muhammad Amir Rafique, 41, seorang karyawan kereta api lain yang bertugas di stasiun, mengatakan ia melihat gumpalan asap dan debu keluar dari peron setelah ledakan dahsyat itu.

"Kami berlari ke lokasi kejadian, korban luka berteriak minta tolong dan mayat-mayat tergeletak di lantai," katanya. Rafique kemudian mulai membantu polisi dan petugas penyelamat membawa korban luka ke ambulans. [Aljazeera]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda