kip lhok
Beranda / Berita / Dunia / Diplomat Dunia Protes, Netanyahu Bela Serangan Israel di PBB

Diplomat Dunia Protes, Netanyahu Bela Serangan Israel di PBB

Sabtu, 28 September 2024 13:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Para diplomat Indonesia dan banyak negara lainnya keluar saat PM Israel Benjamin Netanyahu berpidato di Majelis Umum PBB di New York, AS. Foto/kemlu ri


DIALEKSIS.COM | New York - Puluhan diplomat, termasuk dari Indonesia, meninggalkan ruang sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa saat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pidatonya pada Jumat (27/9/2024). Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap agresi militer Israel di Gaza dan serangan terbaru terhadap Lebanon.

Sejumlah diplomat tampak meninggalkan ruangan dengan tergesa-gesa ketika Netanyahu bersiap berbicara dari podium. Salah satu diplomat yang memimpin aksi tersebut bahkan terdengar meminta ketertiban, seraya berteriak "tertib, tolong," saat pemimpin Israel itu naik ke panggung.

Perang di Gaza, yang hampir berlangsung selama setahun, telah menjadikan wilayah tersebut nyaris tak layak huni. Lebih dari 42.000 nyawa melayang, dan sebagian besar penduduk Gaza harus mengungsi, sementara mereka yang masih bertahan di Gaza utara terancam kelaparan. Kompleks perumahan, sekolah, hingga rumah sakit luluh lantak akibat serangan udara dan artileri Israel. 

Tak hanya itu, dalam beberapa hari terakhir, Israel juga melancarkan serangan hebat ke Lebanon, menewaskan lebih dari 700 orang, termasuk banyak wanita dan anak-anak.

Dalam pidatonya, Netanyahu dengan tegas membela serangan militernya sebagai respons terhadap serangan yang dilancarkan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan, serta eskalasi terbaru di Lebanon. Ia juga memberikan peringatan bahwa lebih banyak serangan akan menyusul.

"Saya punya pesan untuk para tiran di Teheran: jika Anda menyerang kami, kami akan menyerang balik," ujar Netanyahu. "Tidak ada tempat di Iran yang tak bisa dijangkau oleh Israel, dan hal ini berlaku untuk seluruh Timur Tengah."

Ketegangan antara Israel dan Iran meningkat sejak Israel menyerang kompleks kedutaan Iran di Damaskus awal tahun ini dan menewaskan Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran. Pejabat Iran mengancam akan melakukan pembalasan di waktu dan tempat yang mereka tentukan.

Sementara itu, para pemimpin dunia, termasuk Presiden Amerika Serikat Joe Biden, terus menyerukan gencatan senjata. Namun, Netanyahu justru menegaskan akan melanjutkan serangan terhadap Lebanon. 

"Kami sedang berperang melawan Hizbullah," ujarnya. "Selama Hizbullah memilih jalan perang, Israel berhak melindungi rakyatnya."

Hanya dua jam setelah pidato Netanyahu, jet tempur Israel menggempur kawasan padat penduduk di selatan Beirut, yang dikenal sebagai Dahiyeh. Ini merupakan serangan paling intens sejak perang 2006. Militer Israel mengklaim serangan tersebut menargetkan markas Hizbullah yang diyakini berada di bawah bangunan tempat tinggal. Meski demikian, media Iran melaporkan bahwa Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah berada dalam kondisi aman.

Perang Israel di Timur Tengah menjadi isu utama di sela-sela pertemuan para pemimpin dunia di New York. Pada Kamis, Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas menantang klaim Israel dengan pertanyaan tajam, "Siapa yang bertanggung jawab atas kematian 15.000 anak Palestina, jika bukan Israel?" Abbas menegaskan bahwa dunia harus segera menghentikan kekerasan ini.

"Hentikan kejahatan ini. Hentikan sekarang. Hentikan pembunuhan anak-anak dan wanita. Hentikan genosida. Seluruh dunia bertanggung jawab atas apa yang terjadi di Gaza dan Tepi Barat," tegas Abbas.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda