Gegara Boikot, Sejumlah Gerai KFC di Malaysia Tutup Sementara
Font: Ukuran: - +
KFC Malaysia dioperasikan oleh QSR Brands Holdings Bhd. [Foto: Lim Huey Teng/Reuters]
DIALEKSIS.COM | Dunia - KFC untuk sementara waktu menutup beberapa gerai di Malaysia, di tengah seruan untuk memboikot restoran tersebut terkait perang Israel di Gaza.
KFC merupakan salah satu dari sejumlah merek Barat di Malaysia, yang lebih dari 60 persen penduduknya beragama Islam, yang menjadi sasaran seruan boikot karena dianggap memiliki hubungan dengan Israel.
QSR Brands Holdings Bhd, yang mengoperasikan restoran KFC dan Pizza Hut di negara tersebut, mengatakan pihaknya menutup sementara gerainya di tengah “kondisi ekonomi yang menantang” untuk “mengelola peningkatan biaya bisnis dan fokus pada zona perdagangan dengan keterlibatan tinggi”.
“Berkontribusi secara positif kepada komunitas Malaysia, menjaga kecintaan terhadap merek KFC dan melindungi karyawan terhadap merek tersebut adalah prioritas bagi organisasi ini. Karyawan dari gerai yang terkena dampak ditawari kesempatan untuk pindah ke toko operasional yang lebih sibuk sebagai bagian dari upaya optimalisasi ulang perusahaan,” kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan, Senin (29/4/2024).
“Sebagai perusahaan yang telah melayani masyarakat Malaysia selama lebih dari 50 tahun, fokusnya tetap pada penyediaan produk dan layanan berkualitas kepada pelanggan, sekaligus memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian Malaysia melalui keamanan kerja bagi 18.000 anggota tim di Malaysia, yang sekitar 85 persennya adalah Muslim.”
QSR Brands tidak merinci alasan kondisi sulit tersebut.
Media lokal, yang mengaitkan penutupan tersebut dengan boikot, mengutip data Google Map yang menunjukkan lusinan gerai yang terkena dampak di seluruh negeri.
Boikot di negara-negara mayoritas Muslim dituding sebagai penyebab merosotnya pendapatan merek-merek Barat yang dianggap memiliki hubungan dengan Israel.
Pada bulan Februari, McDonald’s menyebutkan kampanye boikot di Timur Tengah, Indonesia, dan Malaysia terhadap penjualan yang hanya tumbuh 0,7 persen selama kuartal keempat tahun 2023, dibandingkan dengan pertumbuhan 16,5 persen pada tahun sebelumnya.
Unilever, yang memproduksi sabun Dove, es krim Ben & Jerry’s, dan stok kubus Knorr, mengatakan pada bulan yang sama bahwa penjualan di Indonesia telah mengalami penurunan dua digit selama kuartal keempat sebagai akibat dari “kampanye yang berfokus pada geopolitik dan berorientasi pada konsumen”. [Aljazeera]