kip lhok
Beranda / Berita / Dunia / Hamas Gelar Parade Militer

Hamas Gelar Parade Militer

Sabtu, 29 Mei 2021 11:30 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Ribuan petempur Hamas mengadakan parade militer di Rafah, di Jalur Gaza bagian selatan, seminggu setelah gencatan senjata dengan Israel diterapkan di wilayah itu.

Seperti diberitakan kantor berita AFP, Sabtu (29/5/2021), sambil memegang senjata, anggota Brigade Ezzedine al-Qassam, sayap bersenjata Hamas - kelompok yang menguasai Gaza - melakukan parade di kota itu pada Jumat (28/5) waktu setempat.

Mengendarai truk-truk pick-up, para petempur Hamas memamerkan persenjataan militer termasuk peluncur roket dan drone ketika sekelompok orang, termasuk wanita dan anak-anak, menyemangati mereka.

Gencatan senjata yang dimediasi oleh Mesir yang mulai berlaku pekan lalu telah mengakhiri 11 hari gempuran Israel di Gaza dan tembakan roket ke Israel dari Gaza yang dimulai pada 10 Mei.

Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan, serangan Israel tersebut menewaskan 248 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak, dan telah melukai lebih dari 1.900 orang.

Serangan roket dari Gaza merenggut 12 nyawa di Israel, termasuk satu anak dan seorang remaja Arab-Israel, seorang tentara Israel, seorang warga India, dan dua warga negara Thailand. Sekitar 357 orang di Israel terluka.

Usai pertempuran sengit antara Hamas dan Israel di Gaza tersebut, Dewan HAM PBB akan segera melakukan penyelidikan internasional terbuka atas dugaan pelanggaran kekerasan di Gaza.

Mengutip dari AFP, Jumat (28/5/2021), proposal penyelidikan diusulkan oleh Organisasi Kerjasama Islam (OIC) dan perwakilan Palestina di PBB. Keduanya menyerukan dibentuknya Komisi Penyelidikan permanen untuk melaporkan kekerasan HAM yang terjadi di Israel, Tepi Barat dan Gaza.

Seruan untuk penyelidikan dari "seluruh akar persoalan yang menyebabkan ketegangan terus berulang, ketidakstabilan dan berlarut-larutnya konflik" juga disampaikan.

Resolusi disahkan dengan 24 suara dari 47 anggota dewan. Sementara 9 anggota menentang dan 14 lainnya menyatakan abstain.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengecam soal penyelidikan PBB tersebut. Netanyahu mengatakan hal itu adalah tindakan memalukan.

"Keputusan memalukan hari ini adalah contoh lain dari obsesi anti-Israel Dewan Hak Asasi Manusia PBB yang terang-terangan," kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan.

Lebih lanjut, Netanyahu juga mengatakan penyelidikan malah mendorong terorisme di seluruh dunia.

"Parodi ini mengejek hukum internasional dan mendorong teroris di seluruh dunia," cetus Netanyahu.[Detik]

Keyword:


Editor :
M. Agam Khalilullah

riset-JSI
Komentar Anda