Minggu, 17 Agustus 2025
Beranda / Berita / Dunia / Hujan Lebat dan Banjir Bandang, 321 Orang Tewas di Pakistan

Hujan Lebat dan Banjir Bandang, 321 Orang Tewas di Pakistan

Sabtu, 16 Agustus 2025 23:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Orang-orang berkumpul di lokasi banjir bandang di Tehsil Salarzai di distrik Bajaur, Pakistan [Foto: AFP]


DIALEKSIS.COM | Pakistan - Jumlah korban tewas akibat hujan monsun lebat yang memicu tanah longsor dan banjir bandang di Pakistan utara telah meningkat menjadi setidaknya 321 orang, menurut badan penanggulangan bencana.

Sebagian besar korban tewas, 307 orang, tercatat di provinsi pegunungan Khyber Pakhtunkhwa di Pakistan barat laut, dengan lima orang tewas di wilayah utara Gilgit-Baltistan dan sembilan orang tewas di Kashmir yang dikuasai Pakistan.

Sebelumnya, pihak berwenang menyatakan 225 orang tewas di distrik Buner yang dilanda banjir di provinsi Khyber Pakhtunkhwa.

Sebagian besar tewas akibat banjir bandang dan rumah-rumah yang runtuh, termasuk 15 perempuan dan 13 anak-anak. Setidaknya 23 lainnya luka-luka.

Pemerintah mengatakan sebuah helikopter yang sedang dalam misi penyelamatan di provinsi yang dilanda banjir jatuh akibat cuaca buruk, menewaskan lima awaknya.

Puluhan orang terluka saat Banjir menghancurkan rumah-rumah di desa-desa di Buner, tempat pihak berwenang mengumumkan keadaan darurat.

Tim penyelamat mengevakuasi 1.300 wisatawan yang terlantar dari distrik pegunungan Mansehra, yang dilanda tanah longsor pada hari Kamis. Puluhan orang dilaporkan hilang di daerah-daerah ini, menurut pejabat setempat.

Badan Meteorologi Pakistan telah mengeluarkan peringatan hujan lebat untuk wilayah barat laut Pakistan selama beberapa jam ke depan, mendesak masyarakat untuk mengambil "tindakan pencegahan".

Pemerintah provinsi telah menyatakan distrik pegunungan Buner, Bajaur, Swat, Shangla, Mansehra, dan Battagram yang terdampak parah sebagai daerah bencana.

Musim hujan tahunan membawa 70 hingga 80 persen curah hujan tahunan di Asia Selatan, yang vital bagi pertanian dan ketahanan pangan, tetapi juga membawa kehancuran.

Tanah longsor dan banjir bandang sering terjadi selama musim ini, yang biasanya dimulai pada bulan Juni dan mereda pada akhir September.[Aljazeera]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI