DIALEKSIS.COM | Teheran - Menteri Pertahanan Iran mengatakan negaranya akan menargetkan pangkalan militer AS di wilayah tersebut jika konflik pecah dengan Amerika Serikat, karena Presiden Donald Trump mengatakan dia kehilangan kepercayaan bahwa kesepakatan nuklir akan disetujui.
Washington dan Teheran telah mengadakan lima putaran pembicaraan sejak April karena Trump mencari kesepakatan yang akan membatasi pengayaan uranium Iran. Dia mengancam akan menyerang Iran jika tidak ada kesepakatan yang dapat disetujui.
Menteri Pertahanan Aziz Nasirzadeh mengatakan pada hari Rabu (11/6/2025) bahwa Iran akan menargetkan pangkalan militer AS di wilayah tersebut jika AS menyerangnya terlebih dahulu.
"Beberapa pejabat di pihak lain mengancam konflik jika negosiasi tidak membuahkan hasil. Jika konflik dipaksakan kepada kami, semua pangkalan AS berada dalam jangkauan kami dan kami akan dengan berani menargetkannya di negara tuan rumah," kata Nasirzadeh kepada wartawan, kantor berita Reuters melaporkan.
Sementara itu, Irak belum memantau masalah keamanan apa pun yang menyerukan evakuasi personel AS dari kedutaan besar di Baghdad, kantor berita pemerintah Irak melaporkan pada hari Rabu. Sumber-sumber AS dan Irak sebelumnya mengatakan bahwa Washington sedang mempersiapkan evakuasi sebagian kedutaan besarnya di Irak dan akan mengizinkan tanggungan militer untuk meninggalkan lokasi-lokasi di sekitar Timur Tengah karena meningkatnya risiko keamanan di kawasan tersebut.
Kemudian pada hari itu, Presiden Iran Masoud Pezeshkian menegaskan kembali garis merah Teheran: “Kami telah mengumumkan dan pemimpin tertinggi memiliki keyakinan bahwa kami tidak akan membangun senjata nuklir. Datanglah dan evaluasilah sesuai keinginan Anda. Kami tidak akan membangun bom nuklir.
“Namun, siapa yang memberi Anda izin untuk mengatakan bahwa kami di negara ini tidak memiliki hak untuk melakukan penelitian tentang topik-topik ini dan itu? Siapa mereka yang memberi tahu kami bahwa kami tidak memiliki hak untuk melakukan penelitian dan harus menutup semuanya? Kami terlibat dalam negosiasi. Kami berdiri teguh untuk memastikan bahwa tidak seorang pun memaksakan kekerasan kepada kami.”
Putaran pembicaraan keenam diperkirakan akan berlangsung akhir minggu ini, dengan Trump mengatakan pembicaraan akan berlangsung pada hari Kamis, dan Teheran mengatakan pembicaraan akan diadakan pada hari Minggu di Oman. [Aljazeera]