kip lhok
Beranda / Berita / Dunia / Jumlah Imigran Ilegal yang Masuk Uni Eropa Naik Jadi 42.165 Orang

Jumlah Imigran Ilegal yang Masuk Uni Eropa Naik Jadi 42.165 Orang

Minggu, 14 Mei 2023 19:00 WIB

Font: Ukuran: - +


Ilustrasi. (Foto: ANTARA)

DIALEKSIS.COM | Jakarta - Badan pengamanan wilayah perbatasan Uni Eropa, Frontex, mengungkap jumlah imigran ilegal yang berusaha ke Benua Biru melalui rute Mediterania tengah, naik menjadi 42.165 orang dalam empat bulan pertama 2023. Frontex menilai kenaikan itu karena ada kompetisi antar para pelaku perdagangan manusia yang adu harga dalam ‘mendorong’ orang-orang untuk menyeberangi Laut Mediterania.

Angka 42.165 orang yang disebutkan oleh Frontex itu, sama dengan kenaikan 300 persen dibanding periode sama pada 2022. Dari jumlah tersebut, lebih dari separuhnya adalah imigran illegal yang ingin masuk Uni Eropa melalui rute Mediterania tengah, yakni perjalanan yang sering lebih berbahaya dari Libia atau Tunisia menuju Italia atau Malta.

“Saya belum pernah melihat kenaikan seperti ini sebelumnya, khususnya mereka yang berangkat dari Tunisia sekarang kami lihat (ada kenaikan) dibanding tahun lalu. Hampir 1.100 persen pertumbuhan,” kata Kepala Frontex Hans Leijtens dalam wawancara dengan AFP pada Jumat (12/5/2023).

Menurut Leijtens, kenaikan ini dipicu oleh kenaikan perdagangan manusia yang semakin terorganisir, di mana mereka menggunakan kapal besi yang bisa diproduksi hanya dengan modal USD 1.000 dan dirakit dalam sehari di sebuah pantai di Libia. Murahnya harga perahu, ditambah persaingan antar geng-geng pelaku perdagangan manusia, telah membuat harga biaya perjalanan menurun.

“Semakin rendah harga berarti mereka (pelaku) membutuhkan volume yang semakin besar. Jadi, ada sebuah alasan bagi mereka untuk mengirimkan lebih banyak dan ini bisa menjadi sebuah penjelasan atas angka yang muncul saat ini,” kata Leijtens.

Selama puncak krisis migran pada 2015, sebagian besar mereka yang merantau ke Uni Eropa berasal dari Suriah dan Timur Tengah. Pada 2023, lima negara terbesar yang melakukan perjalanan berasal dari Pantai Gading, Guinea, Mesir, Pakistan dan beberapa dari negara lain, di mana saat ini tidak ada konflik bersenjata dari negara-negara tersebut. [Tempo]

Keyword:


Editor :
Sammy

riset-JSI
Komentar Anda