kip lhok
Beranda / Berita / Dunia / Korea Selatan Banjir, Sedikitnya 22 OrangTewas dan Ribuan Warga Harus Mengungsi

Korea Selatan Banjir, Sedikitnya 22 OrangTewas dan Ribuan Warga Harus Mengungsi

Sabtu, 15 Juli 2023 22:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Mobil menerjang banjir di Korea Selatan. [Foto: Reuters]

DIALEKSIS.COM | Dunia - Sedikitnya 22 orang tewas akibat banjir mematikan di Korea Selatan, saat hujan deras terus mengguyur wilayah tengah.

Hujan hari ketiga memicu tanah longsor dan menyebabkan air di bendungan besar meluap di Provinsi Chungcheong Utara.

Hujan deras merendam jalan, menghanyutkan mobil, dan mengganggu jalur kereta api. 14 orang lainnya hilang dan ribuan orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka, kata para pejabat.

Sebagian besar korban dilaporkan dari Provinsi Gyeongsang Utara, yang disebabkan tanah longsor di daerah pegunungan yang menghancurkan rumah.

Perdana Menteri Han Duck-soo telah meminta militer untuk membantu upaya penyelamatan. Pihak berwenang mengatakan 19 mobil terendam di terowongan bawah tanah di Provinsi Chungcheong tengah, memicu kekhawatiran jumlah korban jiwa bisa meningkat.

Ribuan orang terkena dampak perintah evakuasi yang dikeluarkan oleh berbagai pemerintah daerah.

Sekitar 6.400 warga dievakuasi setelah Bendungan Goesan mulai meluap sekitar pukul 06:30 waktu setempat pada Sabtu (21:30 GMT pada Jumat), kata kantor berita Korea Selatan Yonhap.

Korail, operator kereta nasional negara itu, telah mengumumkan penangguhan semua kereta lambat dan beberapa kereta cepat, dan mengatakan layanan kereta cepat lainnya akan terganggu.

Pada Jumat (14/7/2023) malam, sebuah kereta tergelincir di Chungcheong Utara setelah tanah longsor menimpa rel. Seorang masinis terluka dalam insiden tersebut, namun kereta tersebut tidak membawa penumpang saat itu.

Administrasi Meteorologi Korea memperkirakan lebih banyak curah hujan hingga Rabu minggu depan. Ia memperingatkan bahwa kondisi cuaca menimbulkan bahaya "besar".

Hujan ekstrim telah menyebabkan banjir dan tanah longsor di beberapa negara termasuk India, China dan Jepang selama dua minggu terakhir. [BBC]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda