kip lhok
Beranda / Berita / Dunia / Memasuki Hari ke-15, Protes di Iran Terus Berlangsung di tengah Pembatasan Internet

Memasuki Hari ke-15, Protes di Iran Terus Berlangsung di tengah Pembatasan Internet

Sabtu, 01 Oktober 2022 23:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Para pemrotes berunjuk rasa menentang kematian Mahsa Amini Iran di depan gedung Institut Hak Asasi Manusia Chili di Santiago, Chili [Foto: Esteban Felix/The Associated Press]


DIALEKSIS.COM | Dunia - Protes yang meletus setelah kematian seorang wanita muda dalam tahanan polisi berlanjut di Iran selama 15 hari berturut-turut pada hari Sabtu (1/10/2022) di tengah pembatasan internet yang tidak menunjukkan tanda-tanda mereda.

Wanita Kurdi Mahsa Amini (22) meninggal pada 16 September setelah koma selama tiga hari. Dia sebelumnya menderita stroke setelah ditahan oleh polisi moral karena mengenakan "jilbab yang tidak pantas" di ibukota, Teheran.

Keluarganya telah menentang klaim oleh pihak berwenang Iran bahwa dia tidak dipukuli dan menderita kondisi yang sudah ada sebelumnya, karena penyelidikan atas kematiannya terus berlanjut.

Protes yang dimulai di kampung halaman Amini di Saqqez di Provinsi Kurdistan telah menyebar ke seluruh negeri dan berubah menjadi mematikan, dengan puluhan orang diyakini tewas. Banyak juga yang telah ditangkap, tetapi tidak ada penghitungan resmi yang dirilis oleh pihak berwenang.

Protes mahasiswa berlangsung setengah hari pada hari Sabtu di universitas-universitas besar di Teheran dan beberapa kota lainnya. Namun, sebagian besar protes sejauh ini terjadi dari sore hingga malam, ketika pembatasan internet juga meningkat dibandingkan dengan jam-jam lainnya.

Presiden Ebrahim Raisi mengatakan dalam sebuah wawancara televisi pada hari Rabu bahwa perbedaan harus dibuat antara protes dan "kerusuhan" yang oleh pihak berwenang telah dituduhkan oleh pemerintah asing dan elemen-elemen pemisahan diri.

Selain beberapa wartawan, mantan pemain timnas dan seorang musisi juga ditangkap setelah mereka mengunggah komentar mendukung protes di media sosial.

Faezeh Hashemi, putri mendiang Presiden Iran Akbar Hashemi Rafsanjani, juga ditangkap awal pekan ini selama rapat umum di Teheran.

Kementerian intelijen mengatakan dalam sebuah pengumuman pada hari Jumat bahwa mereka telah menangkap 49 orang yang terkait dengan Mujahidin-e Khalq, yang dianggap Teheran sebagai kelompok "teroris", di samping 77 anggota dari beberapa kelompok separatis.

Dikatakan juga sembilan warga negara asing dari Jerman, Polandia, Italia, Prancis, Belanda dan Swedia ditangkap "di lokasi kerusuhan atau di belakang layar konspirasi". [Aljazeera]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda