Senin, 17 Maret 2025
Beranda / Berita / Dunia / Menteri PPPA: UN Women Apresiasi Komitmen Indonesia Perjuangkan Kesetaraan Gender

Menteri PPPA: UN Women Apresiasi Komitmen Indonesia Perjuangkan Kesetaraan Gender

Minggu, 16 Maret 2025 23:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Arifah Fauzi melakukan pertemuan bilateral dengan Executive Director UN Women, Sima Bahous. [Foto: dok. KemenPPPA]


DIALEKSIS.COM | New York - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi melakukan pertemuan bilateral dengan Executive Director UN Women, Sima Bahous di sela sidang Commission on the Status of Women (CSW) pada Jum'at (14/3/2025) di New York, Amerika Serikat.

Menteri PPPA menyampaikan apresiasi atas simpati dan dukungan UN Women terhadap komitmen Indonesia untuk memperjuangkan kesetaraan gender.

"Dalam pertemuan tadi, UN Women menyampaikan dukungan dan simpati atas kerja keras pemerintah Indonesia dan komitmen Indonesia dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan anak, khususnya terkait pemberdayaan ekonomi, penghapusan kekerasan, kesenjangan digital, serta peran perempuan dalam perdamaian dan perubahan iklim. Menurut UN Women, Indonesia memiliki peran strategis di Asia Tenggara dan global dalam pemberdayaan perempuan. Itu sebabnya berbagai praktik baik yang sudah dilakukan bisa menjadi model bagi negara lain. UN Women juga mengapresiasi partisipasi aktif Indonesia dalam CSW69," ujar Menteri PPPA.

Menteri PPPA mengakui bahwa tantangan untuk mencapai kesetaraan gender, pengakuan atas hak-hak perempuan serta kesejahteraan perempuan dan anak di Indonesia cukup besar. Meski demikian, Menteri PPPA menyampaikan bahwa pihak UN Women menilai Indonesia telah bergerak ke arah yang tepat.

"Pemerintah Indonesia sampaikan bahwa tantangan besar untuk pengakuan hak-hak perempuan dan kesetaraan gender tidak hanya masalah di Indonesia, tetapi juga menjadi pekerjaan rumah besar untuk negara-negara yang tergabung dalam Commission on the Status of Women (CSW)," ucapnya.

Ia melanjutkan, kekuatan Indonesia terletak pada partisipasi masyarakat untuk memberi ruang tumbuh bagi perempuan, dimulai dari keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat. Keluarga dan perempuan yang berdaya dalam keluarga akan berdampak positif pada desa yang kuat. Jika pondasi terkecil kuat diharapkan akan menjadikan negara juga kuat, khususnya dalam hal pemberdayaan perempuan, pencegahan kekerasan dan perlindungan anak. 

"Untuk itu, berbagai inisiatif berbasis komunitas terus dikembangkan guna memastikan perlindungan dan pemberdayaan perempuan secara berkelanjutan," ujar Menteri PPPA.

Sima Bahous, Executive Director UN Women menyampaikan UN Women tengah meninjau 158 laporan negara-negara untuk memastikan prioritas global dan mendorong agenda Beijing Platform for Action (BPfA) +30. Beberapa isu utama yang menjadi perhatian adalah kekerasan terhadap perempuan, pemberdayaan ekonomi perempuan, mengatasi kesenjangan digital, Women, Peace, and Security (WPS) dan perubahan iklim.

Sima Bahous juga mendorong Indonesia terus berpartisipasi dalam South-South Cooperation untuk mempercepat pemberdayaan perempuan di negara berkembang. Sima juga mendukung penegasan komitmen MoU antara Indonesia dan UN Women.[*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
ultah dialektis
bank Aceh
dpra
bank Aceh pelantikan
pers