Nvidia. [Foto: gguy / Shutterstock]
DIALEKSIS.COM | AS - Raksasa chip asal Amerika Serikat, Nvidia, resmi menjadi perusahaan pertama di dunia yang menembus nilai pasar US$5 triliun (sekitar Rp80 ribu triliun) di tengah lonjakan permintaan chip kecerdasan buatan (AI).
Lonjakan saham pada Rabu (29/10/2025) terjadi hanya tiga bulan setelah Nvidia melampaui nilai US$4 triliun. CEO Nvidia Jensen Huang menyebut capaian ini sebagai awal dari era baru teknologi.
“Ini bukan garis akhir, ini baru awal dari revolusi AI. Nvidia tidak lagi sekadar pembuat chip, kami membangun masa depan komputasi,” ujar Huang dalam konferensi pengembang di California.
Sejak peluncuran ChatGPT pada 2022, saham Nvidia telah naik lebih dari 1.100 persen, menjadikannya tulang punggung utama industri AI global. Prosesor H100 dan Blackwell buatan perusahaan kini menjadi mesin di balik model bahasa besar seperti ChatGPT dan xAI milik Elon Musk.
Namun, para analis memperingatkan potensi risiko valuasi tinggi.
“Pasar mungkin masih meremehkan skala peluang ini, tapi valuasi sudah sangat mahal,” kata analis Hargreaves Lansdown, Matt Britzman.
Dominasi Nvidia juga memicu tekanan geopolitik, terutama setelah AS membatasi ekspor chip canggih ke Tiongkok. Huang mengingatkan bahwa isolasi teknologi bisa merugikan.
“Separuh pengembang AI dunia ada di Tiongkok. Kita tidak bisa membangun masa depan AI tanpa mereka,” tegasnya.
Nvidia dijadwalkan merilis laporan keuangan kuartalannya pada 19 November mendatang. [reuters]
Sebelumnya
