DIALEKSIS.COM - Palestina - Para pemimpin Palestina mempertimbangkan langkah-langkah pembalasan terhadap keputusan Amerika Serikat menutup kantor diplomatik Organisasi Pembebasan Palestina di Washington, DC, juga untuk mengakhiri kerjasama keamanan dengan Amerika.

Hanan Ashrawi, anggota komite eksekutif PLO, mengatakan di Ramallah, "Ini adalah salah satu langkah yang mungkin kami pikirkan. Kami memikirkan banyak hal yang bisa dilakukan."

Para pemimpin Palestina, yang melihat Jerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depan mereka, mengatakan AS sebagai mediator telah mengambil ibukota mereka "dari meja".

Situs berita Axios yang berbasis di AS, melaporkan bahwa delegasi keamanan dan intelijen Palestina telah berada di Washington, DC awal bulan ini untuk pembicaraan dengan CIA.

Menurut sebuah sumber, draf kesepakatan itu memuat larangan untuk kembalinya lebih dari lima juta pengungsi Palestina dan menghapus status Yerusalem dari poin negosiasi.

Para pemimpin Palestina mengatakan Gedung Putih Trump secara terang-terangan bias mendukung Israel dan berusaha untuk memeras mereka agar menerima draf rancangan AS tersebut.

Ashrawi mengatakan: "Pemerintahan Amerika ini telah mengadopsi secara serampangan semua pendapat dari seluruh posisi pemerintahan yang paling ekstrim, sayap kanan, garis keras, rasis Israel dalam sejarah Israel."

Pemimpin Palestina akan membahas kemungkinan tanggapannya setelah Abbas menghadiri pertemuan Majelis Umum PBB di New York City yang dijadwalkan pada akhir bulan ini.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan: "AS membuat keputusan yang tepat ketika memutuskan untuk menutup kantor PLO di Washington." Sumber - Al Jazeera - News Agencies