kip lhok
Beranda / Berita / Dunia / PBB Melaporkan Perang Enam Bulan di Sudan Tewaskan 9000 Orang

PBB Melaporkan Perang Enam Bulan di Sudan Tewaskan 9000 Orang

Senin, 16 Oktober 2023 15:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Warga Sudan yang terdampak konflik perang saudara. [Foto: AP Photo/Sam Mednick]


DIALEKSIS.COM | Dunia - Kepala keamanan PBB mengungkapkan, perang enam bulan antara militer Sudan dan kelompok paramiliter yang kuat telah menewaskan hingga 9.000 orang dan menciptakan salah satu mimpi buruk kemanusiaan terburuk dalam sejarah.

Sudan dilanda kekacauan sejak pertengahan April, ketika ketegangan antara panglima militer Jenderal Abdel-Fattah Burhan dan komandan Pasukan Dukungan Cepat paramiliter, Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, meledak menjadi perang terbuka.

“Selama enam bulan, tidak ada jeda dari pertumpahan darah dan teror,” kata Wakil Sekretaris Jenderal PBB Martin Griffiths dalam sebuah pernyataan yang menandai peringatan enam bulan perang tersebut dalam Laporan mengerikan mengenai pemerkosaan dan kekerasan seksual terus bermunculan, Minggu (15/10/2023).

Pertempuran awalnya berpusat di Khartoum, tapi dengan cepat menyebar ke wilayah lain di negara Afrika timur tersebut, termasuk wilayah Darfur bagian barat yang sudah dilanda konflik.

Griffiths mengatakan pertempuran tersebut dilaporkan menewaskan hingga 9.000 orang dan memaksa jutaan orang meninggalkan rumah mereka, baik ke daerah yang lebih aman di Sudan atau di negara-negara tetangga.

"Konflik menyebabkan komunitas terpecah belah. Masyarakat rentan yang tidak mempunyai akses terhadap bantuan untuk menyelamatkan nyawa. Meningkatnya kebutuhan kemanusiaan di negara-negara tetangga di mana jutaan orang telah mengungsi," ucapnya.

Menurut badan migrasi PBB, lebih dari 4,5 juta orang mengungsi di Sudan, sementara lebih dari 1,2 juta lainnya mencari perlindungan di negara-negara tetangga. Pertempuran tersebut juga menyebabkan 25 juta orang, lebih dari separuh populasi negara tersebut, membutuhkan bantuan kemanusiaan.

"Yang menambah bencana ini, wabah kolera dilaporkan terjadi di ibu kota dan daerah lain di negara tersebut, dengan lebih dari 1.000 kasus yang diduga terdeteksi di Khartoum dan Provinsi Kordofan dan Qadarif," katanya.

Sejak pecahnya perang, wilayah Greater Khartoum (kota Khartoum, Omdurman dan Khartoum Utara) telah menjadi medan pertempuran, dengan serangan udara dan penembakan terjadi di wilayah padat penduduk.

Ada laporan pemerkosaan dan pemerkosaan berkelompok di Khartoum dan Darfur, yang sebagian besar disebabkan oleh Pasukan Dukungan Cepat. RSF dan milisi Arab sekutunya juga dituduh oleh PBB dan kelompok hak asasi internasional melakukan kekejaman di Darfur, yang merupakan lokasi kampanye genosida pada awal tahun 2000an.

Kekejaman baru-baru ini di Darfur mendorong jaksa Pengadilan Kriminal Internasional untuk menyatakan pada bulan Juli bahwa ia sedang menyelidiki dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan dalam pertempuran terbaru di wilayah tersebut. [ABC News]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda