Rabu, 16 April 2025
Beranda / Berita / Dunia / Presiden China Xi Jinping: Tidak Ada Pemenang dalam Perang Tarif

Presiden China Xi Jinping: Tidak Ada Pemenang dalam Perang Tarif

Senin, 14 April 2025 19:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Presiden Tiongkok Xi Jinping berbicara selama pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez, di Diaoyutai Guest House di Beijing, Tiongkok, Jumat (11/4/2025). [Foto: Andres Martinez Casares/Pool Photo via AP]


DIALEKSIS.COM | Hanoi - Pemimpin Tiongkok Xi Jinping memulai diplomasi selama seminggu di Asia Tenggara dengan kunjungan ke Vietnam pada hari Senin (14/4/2025), yang menandakan komitmen Tiongkok terhadap perdagangan global, tepat setelah Presiden AS Donald Trump mengubah ekonomi global dengan langkah tarif terbarunya.

Meskipun Trump telah menghentikan beberapa tarif, Tiongkok adalah pengecualian, karena ia tetap memberlakukan tarif 145% pada ekonomi terbesar kedua di dunia.

"Tidak ada pemenang dalam perang dagang, atau perang tarif," tulis Xi dalam editorial yang diterbitkan bersama di media resmi Vietnam dan Tiongkok. “Kedua negara kita harus dengan tegas menjaga sistem perdagangan multilateral, rantai industri dan pasokan global yang stabil, serta lingkungan internasional yang terbuka dan kooperatif.”

Ia tiba di Hanoi pada hari Senin dan akan berada di Vietnam selama dua hari sebagai bagian dari kunjungan kenegaraan.

Perjalanan Xi mungkin sudah direncanakan sebelumnya, tetapi menjadi penting karena perang tarif antara Tiongkok dan AS, dua ekonomi terbesar di dunia. Di Vietnam, Xi akan bertemu dengan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam To Lam, serta Perdana Menteri Pham Minh Chinh.

Vietnam berpengalaman dalam menyeimbangkan hubungannya dengan AS dan Tiongkok. Negara ini dijalankan di bawah sistem Komunis satu partai seperti Tiongkok, tetapi memiliki hubungan yang kuat dengan AS.

Pada tahun 2023, Vietnam adalah satu-satunya negara yang menerima Presiden AS Joe Biden dan Xi Jinping dari Tiongkok. Tahun itu, Vietnam juga menaikkan status diplomatik AS ke level tertinggi, sama seperti Tiongkok dan Rusia.

Vietnam adalah salah satu penerima manfaat terbesar dari negara-negara yang mencoba memisahkan rantai pasokan mereka dari Tiongkok, karena bisnis pindah ke sini. Tiongkok adalah mitra dagang terbesarnya, dan perdagangan Tiongkok-Vietnam melonjak 14,6% tahun-ke-tahun pada tahun 2024, menurut media pemerintah Tiongkok.

China dan Vietnam memiliki perbedaan pendapat yang nyata dalam jangka panjang. Mereka berselisih mengenai wilayah di Laut Cina Selatan, dan Vietnam telah berhadapan dengan penjaga pantai China tetapi tidak sering mempublikasikan konfrontasi tersebut.

Setelah Vietnam, Xi diperkirakan akan mengunjungi Malaysia dan kemudian Kamboja. [AP News]

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
dora
dinsos
inspektorat
koperasi
disbudpar