Rayakan Festival Purim, Kaum Yahudi Radikal Terobos Masuk Al Aqsa
Font: Ukuran: - +
Foto: Tribunnews
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Yordania mengecam Pemerintah Israel karena mengizinkan 230 orang Yahudi radikal menerobos masuk ke Masjid Al-Aqsa pada Minggu (28/2/2021).
Kaum radikal itu merayakan festival Purim Yahudi di Masjid Al-Aqsa. Mereka mengenakan kostum dan pakaian serta topeng warna-warni. Ada juga yang mabuk dan mengacungkan botol anggur di luar salah satu gerbang masjid.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Yordania Daifallah Al-Fayez mengatakan bahwa polisi Israel mengizinkan ratusan kelompok radikal masuk ke Masjid Al-Aqsa tanpa koordinasi dengan pejabat Wakaf Yordania.
Dia menyebut tindakan Israel sebagai "pelanggaran berat" atasi status quo sejarah dan hukum. Selain itu, Israel dianggap melanggar hukum internasional dan komitmen yang dibuat sendiri oleh Israel.
Seperti dikutip dari Arab News, Al-Fayez menekankan bahwa departemen Wakaf Yerusalem adalah satu-satunya pihak legal yang bertanggung jawab atas pengelolaan masjid, termasuk memutuskan siapa yang boleh masuk.
Al-Fayez mengatakan bahwa Israel harus menghormati status quo dan otoritas para pejabat wakaf yang bermarkas di Yerusalem.
Tindakan Israel dilakukan pada saat media negara mengklaim bahwa Menteri Pertahanan Israel Jenderal Benny Gantz mengadakan pertemuan tanpa pemberitahuan dengan Raja Yordania Abdullah II pada Jumat lalu.
Gantz, pemimpin partai Biru dan Putih, sebelumnya mengatakan kepada anggota partainya bahwa dia sedang melakukan pertemuan rahasia dengan pejabat tinggi Yordania.
Gantz secara terbuka mengkritik Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu karena gagal meningkatkan hubungan dengan Yordania.
"Saya pikir hubungan kami dengan Jordan bisa 1.000 kali lebih baik. Sayangnya, Netanyahu adalah sosok yang tidak diinginkan di Yordania, dan kehadirannya merugikan hubungan kedua negara," kata Gantz.
Raja Yordania juga tidak senang dengan cara Israel melanggar kesepakatan yang dicapai di Amman pada 2014 lalu itu.
Perjanjian yang disetujui di hadapan Menteri Luar Negeri AS saat itu John Kerry, PM Israel Benjamin Netanyahu dan Raja, setuju bahwa Masjid Al-Aqsa adalah tempat untuk Muslim berdoa dan berkunjung. (CNN INDONESIA)