DIALEKSIS.COM | Ukraina - Serangan besar-besaran Rusia ke ibu kota Ukraina, Kyiv, pada Jumat dini hari, 6 Juni, menewaskan sedikitnya enam orang dan melukai lebih dari 80 lainnya. Serangan yang menggunakan rudal dan drone itu memicu ledakan dahsyat yang terdengar di berbagai wilayah Ukraina.
Menurut otoritas setempat, serangan ini terjadi tak lama setelah mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengungkapkan peringatan Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa Moskow akan membalas serangan drone Ukraina yang sebelumnya menghancurkan sejumlah pesawat pembom strategis Rusia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyampaikan bahwa tiga dari korban tewas di Kyiv adalah petugas penyelamat. Mereka gugur setelah kembali ke lokasi serangan pertama yang kembali dihantam dalam gelombang serangan kedua.
"Mereka adalah petugas penyelamat yang tiba di lokasi ledakan pertama dan, tragisnya, tewas saat Rusia meluncurkan serangan lanjutan di tempat yang sama," ujar Zelensky dalam pidato yang dikutip Reuters.
Korban lainnya termasuk dua warga di kota Chernihiv, Ukraina bagian utara, serta satu orang di kota Lutsk, wilayah barat laut. Di Chernihiv, dua jenazah ditemukan di antara reruntuhan fasilitas industri. Sementara di Lutsk, seorang pria tewas tertimpa reruntuhan apartemen; istrinya masih dalam pencarian. Di kota ini, sedikitnya 30 orang dilaporkan luka-luka akibat serangan yang juga menghantam sekolah dan kantor pemerintahan.
Serangan di kota Ternopil, Ukraina barat, turut melumpuhkan fasilitas industri dan infrastruktur penting. Akibatnya, sejumlah wilayah mengalami pemadaman listrik. Wali Kota Serhii Nadal melaporkan sedikitnya 10 orang terluka. Ia juga mengimbau warga untuk tetap berada di dalam rumah karena konsentrasi zat beracun di udara akibat kebakaran.
Kementerian Luar Negeri Ukraina, melalui pernyataan Andrii Sybiha di platform X, menyebut Rusia membalas kehancuran pesawat-pesawatnya dengan menyerang warga sipil. “Gedung-gedung bertingkat menjadi sasaran. Infrastruktur energi juga rusak,” tulisnya.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa serangan tersebut merupakan balasan atas "aksi terorisme" yang dilakukan Ukraina terhadap wilayah Rusia. Mereka mengklaim bahwa seluruh sasaran yang diserang adalah target militer dan infrastruktur terkait pertahanan.
Trump, yang kembali mencalonkan diri dalam pemilihan presiden AS, menyatakan bahwa Ukraina memberi Putin alasan untuk membalas dengan kekuatan penuh. “Mereka memberinya alasan untuk menyerang habis-habisan tadi malam,” ujarnya kepada wartawan dalam penerbangan di Air Force One.
Zelensky menyebut total korban luka akibat serangan ini mencapai 80 orang, dengan kemungkinan masih adanya warga yang terperangkap di bawah puing-puing bangunan.
Angkatan Udara Ukraina melaporkan bahwa Rusia menggunakan 407 drone dalam serangan ini”jumlah terbesar dalam satu kali serangan sejauh ini. Selain itu, Rusia juga menembakkan 45 rudal jelajah dan balistik.
Serangan turut mengganggu sistem transportasi publik. Di Kyiv, jalur metro mengalami gangguan setelah rel antara dua stasiun rusak akibat ledakan. Perusahaan kereta api nasional pun terpaksa mengalihkan sejumlah rute karena kerusakan rel di luar kota.
Saksi mata Reuters menggambarkan dentuman ledakan yang mengguncang jendela di lokasi yang cukup jauh dari titik serangan. Banyak warga yang memilih mengungsi ke stasiun metro dan tempat parkir bawah tanah demi keselamatan.
Di distrik Solomianskyi, sebuah drone menghantam sisi gedung apartemen, meninggalkan lubang besar dan bekas hangus di dinding. Puing-puing beton menghancurkan mobil-mobil yang diparkir di bawahnya. Dua penyelidik polisi terlihat memeriksa bagian yang diduga merupakan komponen mesin drone.
Beberapa warga juga melaporkan suara dengungan drone kamikaze Rusia di langit Kyiv, disertai suara tembakan dari sistem pertahanan udara Ukraina yang berusaha menangkisnya.
Presiden Zelensky kembali meminta dukungan komunitas internasional untuk memberi tekanan pada Rusia. Ia menekankan pentingnya sikap tegas demi menghentikan jatuhnya korban sipil.
"Jika seseorang memilih diam dan memberi waktu bagi perang untuk terus berlangsung dan menelan nyawa, itu adalah bentuk keterlibatan, dan harus dipertanggungjawabkan. Kita harus bertindak tegas," tulisnya di X.
Militer Ukraina mengonfirmasi bahwa pihaknya sebelumnya telah melancarkan serangan udara ke pangkalan udara Rusia di Engels dan Dyagilevo, wilayah Saratov dan Ryazan. Setidaknya tiga fasilitas penyimpanan bahan bakar berhasil dihancurkan.
Serangan tersebut disebut sebagai salah satu operasi paling berani sejak pecahnya perang Ukraina-Rusia tiga tahun silam. Pada akhir pekan sebelumnya, badan intelijen Ukraina bahkan berhasil menggunakan drone quadcopter yang disamarkan dalam gudang kayu untuk menghancurkan beberapa pesawat pembom strategis Rusia yang tengah diparkir di landasan.
Trump juga mengklaim telah berbicara langsung dengan Putin pada Rabu, 4 Juni, dan menyebut Kremlin telah menyampaikan rencana pembalasan, meskipun belum merinci langkah-langkah konkret yang akan diambil.