kip lhok
Beranda / Berita / Dunia / Studi Israel: Kurikulum Baru Arab Saudi Hapus Nama Palestina dari Peta

Studi Israel: Kurikulum Baru Arab Saudi Hapus Nama Palestina dari Peta

Selasa, 04 Juni 2024 18:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Peta Arab Saudi yang dikeluarkan pada buku ajar tahun 2022 masih mencantumkan nama Palestina. Sementara peta pada buku ajar tahun 2023-2024 nama Palestina dihapus/IMPACT-se. Foto: net


DIALEKSIS.COM | Nasional - Sebuah studi dari lembaga think tank pro-Israel, IMPACT-se, mengungkap bahwa kurikulum baru Arab Saudi telah menghapus nama Palestina dari peta dalam buku pelajaran sekolah. Pada buku pelajaran Studi Sosial dan Nasional 2023-2024, wilayah Palestina tidak lagi diberi nama, berbeda dengan peta dalam buku pelajaran tahun ajaran 2022.

Menurut laporan yang dilansir oleh Middle East Eye, kurikulum baru Saudi menunjukkan perubahan signifikan pada buku pelajaran dibandingkan tahun ajaran sebelumnya. Beberapa istilah yang dianggap "bermusuhan" dengan Israel, seperti "musuh" dan "musuh Zionis", juga telah dihapus dari teks dalam kurikulum.

IMPACT-se menyebut bahwa buku pelajaran kini hanya merujuk Yerusalem Timur sebagai wilayah pendudukan dan sebagai ibu kota Palestina, bukan seluruh Yerusalem. Temuan serupa juga muncul di dua peta buku pelajaran Geografi kelas 10-12, yang sebelumnya mencantumkan nama Palestina tetapi kini tidak menampilkan nama negara mana pun yang berbatasan dengan Arab Saudi.

Penghapusan ini juga dilakukan di buku pelajaran IPS untuk kelas 6 dan 7, serta buku teks pelajaran Islam dan Geografi untuk kelas 10-12, yang menghapus peta yang sebelumnya menampilkan sejarah Palestina. IMPACT-se menemukan bahwa seluruh buku teks yang memuat pelajaran tentang dukungan Arab dan Saudi untuk perjuangan Palestina telah dihentikan pada 2023.

Selain itu, dalam buku teks IPS tahun 2022 untuk kelas 10-12, referensi Israel sebagai "entitas Zionis" telah dihapus. Laporan tersebut juga menyebut bahwa secara keseluruhan, 21 kasus sentimen anti-Israel dalam buku teks lama telah dihapus.

Perubahan ini diduga terkait dengan pembicaraan yang dimediasi oleh Amerika Serikat, terkait upaya normalisasi hubungan antara Riyadh dan Tel Aviv. Dalam banyak kesempatan, Saudi menegaskan bahwa mereka bersedia melakukan normalisasi jika Palestina merdeka dan bebas dari penjajahan Israel.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda