DIALEKSIS.COM | Taiwan - Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan tengah meningkatkan kemampuan militernya dengan fokus utama pada pertahanan terhadap serangan drone dari Tiongkok. Sebagai respons atas ancaman tersebut, Taiwan kini melatih pasukannya untuk menembak jatuh drone yang mendekat serta aktif mencari sistem senjata anti-drone baru.
Mayor Jenderal Sun Li-fang, Juru Bicara Kementerian Pertahanan Taiwan, mengatakan, “Pada dasarnya, pengembangan drone dan anti-drone sangat cepat, dan berdasarkan situasi saat ini, terdapat kemajuan yang berbeda setiap harinya. Ini adalah salah satu poin kunci kami dalam upaya kesiapsiagaan militer kami.”
Laporan terbaru kementerian yang dirilis Kamis (9/10/2025) menyebutkan, strategi Taiwan menitikberatkan pada identifikasi dan penembakan drone lawan, terutama yang sering menyerang pulau-pulau terpencil Taiwan yang berbatasan dekat dengan Tiongkok.
Sun Li-fang menambahkan, “Kami terus berupaya untuk mengidentifikasi dan menggunakan sistem anti-drone yang efektif sebagai respons terhadap aktivitas drone dari Tiongkok.”
Pulau-pulau kecil tersebut kerap menjadi sasaran drone Tiongkok, yang juga sering menggunakan taktik zona abu-abu -- serangan yang dihentikan sebelum menjadi konfrontasi bersenjata langsung. Laporan itu menyatakan, drone kini menjadi bagian penting dari strategi tersebut.
Sementara itu, Mayor Jenderal Liu Wenjing, Direktur Divisi Riset dan Analisis Strategis Departemen Perencanaan Perang Taiwan, mengungkapkan kerja sama dengan Amerika Serikat sebagai kunci memperkuat pertahanan pulau itu.
“Kami akan terus memperkuat hubungan kerja sama kami melalui mekanisme pertukaran yang ada,” ujarnya.
Taiwan juga menandatangani kesepakatan pembelian sistem pertahanan udara dari AS senilai 761 juta dolar untuk memerangi ancaman drone.
Upaya Taiwan ini terjadi di tengah ketegangan yang meningkat dengan Beijing, yang kerap melakukan patroli militer dan latihan besar-besaran di sekitar perairan Taiwan. [AP/abc news]