kip lhok
Beranda / Berita / Dunia / Taliban Gunakan Meriam Air Bubarkan Para Pemrotes Perempuan Tolak Larangan Berkuliah

Taliban Gunakan Meriam Air Bubarkan Para Pemrotes Perempuan Tolak Larangan Berkuliah

Sabtu, 24 Desember 2022 21:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Hari Rabu (21/12/2022) aparat keamanan Taliban menghalangi ratusan mahasiswi masuk ke lingkungan kampus, sehari setelah kelompok yang berkuasa di Afghanistan itu melarang perempuan belajar di universitas. [Foto: AFP]


DIALEKSIS.COM | Dunia - Pasukan keamanan Taliban menggunakan meriam air untuk membubarkan para pengunjuk rasa yang memprotes larangan pendidikan universitas bagi perempuan pada hari Sabtu (24/12/2022).

Perkembangan itu terjadi setelah penguasa Taliban Afghanistan pada hari Selasa melarang siswa perempuan untuk menghadiri universitas dengan segera. Wanita Afghanistan sejak itu berdemonstrasi di kota-kota besar menentang larangan tersebut, sebuah tanda protes domestik yang langka sejak Taliban merebut kekuasaan tahun lalu.

Menurut saksi mata di kota barat Herat, sekitar dua lusin wanita pada hari Sabtu menuju ke rumah gubernur provinsi untuk memprotes larangan tersebut, meneriakkan “Pendidikan adalah hak kami,” ketika mereka didorong mundur oleh pasukan keamanan yang menembakkan meriam air.

Video yang dibagikan kepada The Associated Press menunjukkan para wanita berteriak dan bersembunyi di pinggir jalan untuk menghindari meriam air. Mereka kemudian melanjutkan protes mereka, dengan meneriakkan "Memalukan!"

Salah satu penyelenggara protes, Maryam, mengatakan antara 100 dan 150 wanita ikut serta dalam protes, bergerak dalam kelompok kecil dari berbagai bagian kota menuju titik pertemuan pusat. Dia tidak memberikan nama belakangnya karena takut akan pembalasan.

“Ada keamanan di setiap jalan, setiap alun-alun, kendaraan lapis baja dan orang-orang bersenjata,” katanya. “Ketika kami memulai protes kami, di Taman Tariqi, Taliban mengambil cabang dari pohon dan memukuli kami. Tapi kami melanjutkan protes kami. Mereka meningkatkan kehadiran keamanan mereka. Sekitar jam 11 pagi mereka mengeluarkan meriam air.”

Juru bicara gubernur provinsi, Hamidullah Mutawakil, mengklaim hanya ada empat-lima pengunjuk rasa. “Mereka tidak punya agenda, mereka hanya datang ke sini untuk membuat film,” ujarnya tanpa menyebutkan kekerasan terhadap perempuan atau penggunaan meriam air.

Ada kecaman internasional yang meluas terhadap larangan universitas, termasuk dari negara-negara mayoritas Muslim seperti Arab Saudi, Turki, Uni Emirat Arab dan Qatar, serta peringatan dari Amerika Serikat dan kelompok negara-negara industri besar G-7 bahwa kebijakan tersebut akan memiliki konsekuensi bagi Taliban. [ABC News]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda