kip lhok
Beranda / Berita / Dunia / Tokoh Anti-Islam Belanda Lombakan Lagi Kartun Nabi Muhammad

Tokoh Anti-Islam Belanda Lombakan Lagi Kartun Nabi Muhammad

Senin, 30 Desember 2019 12:01 WIB

Font: Ukuran: - +

Politikus sayap kanan Belanda, Geert Wilders. (Foto: Pegida Veranstaltung/flickr.com (CC BY-SA 2.0)


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Politikus sekaligus anggota parlemen sayap kanan Belanda, Geert Wilders kembali menggelar kompetisi gambar kartun Nabi Muhammad pada akhir pekan lalu.

Wilders dan partainya, Partai Kebebasan (PVV) dikenal anti-Islam. Sejumlah kicauannya di Twitter kerap berisi ujaran kebencian hingga mendiskreditkan Islam dan umat Muslim.

Kompetisi karikatur Nabi Muhammad diumumkan oleh pemimpin PVV tersebut melalui kicauan di akun Twitter pribadinya. Wilders mengajak para pengikutnya di Twitter untuk mengirimkan gambar-gambar satir tentang Nabi Muhammad.

"#FreedomOfSpeech harus menang atas kekerasan dan fatwa Islam," bunyi cuitannya pada Sabtu (28/12).

Berdasarkan informasi yang diunggahnya, kompetisi tersebut akan diselenggarakan di Dewan Perwakilan Rakyat Belanda.

Sejumlah karya-karya yang berisi gambar tidak sopan hingga hujatan kepada Nabi Muhammad.

Padahal dalam Islam, umat Muslim tidak diperkenankan menggambar perawakan Nabi Muhammad. Upaya menggambar sosoknya, apalagi dalam bentuk karikatur dianggap sebagai tindakan yang menghina Islam.

Dikutip AFP, Wilders bukan hal ini saja menggelar kompetisi karikatur Nabi Muhammad. Sebelumnya pada 2018, ia juga pernah berencana menggelar kompetisi serupa. Namun acara itu gagal lantaran memicu amarah dari umat Muslim dan sejumlah negara Islam, salah satunya Pakistan

Tak hanya mendapat protes, Wilders bahkan dikabarkan sempat mendapat ancaman pembunuhan. Atas alasan itu, ia akhirnya membatalkan kompetisi tersebut.

Islam bukan milik Belanda. Kenyataan," bunyi salah satu kicauannya menggunakan bahasa Belanda.

Sementara itu, Partai PVV merupakan partai kedua terbesar di parlemen Belanda. Meski begitu PVV bukan bagian dari pemerintah Belanda. (Im/CNNIndonesia)

Keyword:


Editor :
Im Dalisah

riset-JSI
Komentar Anda