Rabu, 15 Oktober 2025
Beranda / Berita / Dunia / Tokoh Muhammadiyah Aceh Hadiri Forum Wakaf Dunia, Bahas Semangat Wakaf Haji Bugak

Tokoh Muhammadiyah Aceh Hadiri Forum Wakaf Dunia, Bahas Semangat Wakaf Haji Bugak

Rabu, 15 Oktober 2025 18:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh, A. Malik Musa, S.H., M.Hum., diundang khusus menghadiri World Zakat and Waqf Forum (WZWF) 2025 yang digelar pada 13-15 Oktober 2025 di Hikmah Exchange Event Centre, Kuching, Sarawak, Malaysia. [Foto: Dokumen untuk dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Malaysia - Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh, A. Malik Musa, S.H., M.Hum., diundang khusus menghadiri World Zakat and Waqf Forum (WZWF) 2025 yang digelar pada 13-15 Oktober 2025 di Hikmah Exchange Event Centre, Kuching, Sarawak, Malaysia.

Kehadiran tokoh asal Aceh ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Tanah Rencong, karena ia menjadi satu-satunya perwakilan daerah tersebut dalam ajang internasional bergengsi yang mempertemukan para pemikir, ulama, dan praktisi zakat serta wakaf dari berbagai belahan dunia.

Acara yang diselenggarakan oleh Muamalat Center Consulting (MCC) ini dihadiri tokoh-tokoh penting dunia Islam, mulai dari ulama terkemuka, akademisi, praktisi ekonomi syariah, hingga perwakilan lembaga zakat dan wakaf global.

Forum tahunan ini bertujuan memperkuat kolaborasi lintas negara untuk mendorong transformasi ekonomi Islam yang inklusif, transparan, dan berkelanjutan, di tengah tantangan globalisasi ekonomi modern.

Selama tiga hari pelaksanaan, forum membahas berbagai isu strategis, termasuk tata kelola zakat dan wakaf internasional, inovasi keuangan sosial berbasis digital, hingga peran perempuan dalam penguatan sistem ekonomi syariah global.

Acara juga diwarnai dengan peluncuran Global Islamic Economy Report (SGIE) 2024/2025, serta pidato utama dari Premier Sarawak yang menekankan pentingnya sinergi ekonomi Islam di tingkat global.

Dalam kesempatan itu, A. Malik Musa menyampaikan komitmennya untuk memperkuat kerja sama dan sinergi antara lembaga zakat dan wakaf di Aceh dengan jaringan internasional. Ia menilai, pengelolaan wakaf di daerah harus berorientasi pada kemaslahatan umat serta menjadi instrumen penguatan ekonomi rakyat.

“Aceh memiliki sejarah panjang dalam pengelolaan wakaf. Kita ingin membawa nilai itu ke level global, agar wakaf menjadi kekuatan ekonomi yang nyata bagi umat,” ujar Malik Musa saat dimintai tanggapan media dialeksis.com, Rabu (15/10/2025).

Lebih lanjut, Malik Musa menjelaskan bahwa wakaf bukan hanya amal jariyah yang berpahala di sisi Allah, tetapi juga instrumen penting dalam membangun kemandirian ekonomi umat.

Ia menggarisbawahi bahwa Aceh, sebagai daerah yang menerapkan syariat Islam secara kaffah, memiliki tanggung jawab moral dan spiritual untuk menghidupkan kembali semangat berwakaf di tengah masyarakat.

“Semangat berwakaf perlu digalakkan kembali. Di Aceh, wakaf bukan sekadar tradisi, tetapi fondasi ekonomi umat yang mandiri dan berkeadilan,” ungkapnya.

Dalam paparannya di forum, Malik Musa juga mencontohkan Wakaf Haji Bugak di Tanah Suci Mekkah sebagai bukti nyata warisan wakaf masyarakat Aceh yang masih memberi manfaat hingga kini.

Tanah wakaf tersebut, kata Malik, menjadi simbol betapa kuatnya nilai solidaritas dan kepedulian sosial masyarakat Aceh sejak masa silam.

“Wakaf Haji Bugak menjadi warisan abadi tanahnya di Mekkah diwakafkan untuk kemaslahatan umat, dan hingga kini hasilnya masih dimanfaatkan oleh jamaah haji asal Aceh,” jelasnya.

Ia menambahkan, keberhasilan sejarah tersebut harus menjadi inspirasi bagi dunia Islam untuk membangun sistem wakaf yang profesional, produktif, dan mampu menjawab tantangan zaman.

“Melalui forum seperti ini, kita belajar bagaimana negara-negara lain mengelola wakaf secara modern tanpa kehilangan nilai syariahnya. Aceh punya potensi besar untuk menjadi model pengelolaan wakaf produktif di Asia Tenggara,” tambah Malik Musa.

Selain sesi pleno, forum juga menghadirkan berbagai pertemuan bilateral dan workshop lintas lembaga. Malik Musa memanfaatkan kesempatan itu untuk menjalin komunikasi dengan perwakilan lembaga wakaf dari Malaysia, Brunei Darussalam, dan Turki, guna membuka peluang kolaborasi dalam pengembangan aset wakaf produktif dan pendidikan berbasis ekonomi syariah.

Kehadiran Malik Musa dalam forum internasional ini dinilai sebagai langkah strategis bagi Aceh untuk memperluas jejaring global di bidang filantropi Islam.

Melalui pendekatan kolaboratif, ia berharap semangat wakaf dapat menjadi bagian integral dalam pembangunan ekonomi masyarakat Aceh, tidak hanya dalam bentuk aset fisik, tetapi juga dalam pemberdayaan pendidikan, kesehatan, dan sosial.

“Wakaf harus menjadi gerakan sosial ekonomi yang menghidupkan umat, bukan sekadar simbol ibadah. Kita ingin agar dari Aceh, lahir model wakaf yang menginspirasi dunia Islam,” tutup Malik Musa. [nh]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI