kip lhok
Beranda / Berita / Dunia / Tragedi Tank Israel: Serangan Terhadap Jurnalis di Lebanon

Tragedi Tank Israel: Serangan Terhadap Jurnalis di Lebanon

Kamis, 14 Maret 2024 19:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Jurnalis Reuters Issam Abdallah mengambil foto selfie saat bekerja di Maras, Turki, 11 Februari 2023. REUTERS/Issam Abdallah


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Sebuah kejadian tragis yang menimpa reporter Reuters Issam Abdallah di Lebanon pada tahun lalu telah mengejutkan dunia dengan kekerasan yang menembus batas hukum internasional. Sebuah tank Israel terlibat dalam insiden mengerikan ini, menembak dua peluru 120mm ke arah sekelompok jurnalis yang jelas teridentifikasi, menimbulkan kematian Abdallah serta melukai enam jurnalis lainnya, termasuk dua dari Al Jazeera.

Temuan penyelidikan PBB, yang diungkapkan dalam laporan UNIFIL, menyoroti ketidakpatuhan serius terhadap Resolusi Dewan Keamanan 1701, yang berupaya mengakhiri konflik antara Israel dan Hizbullah di Lebanon pada 2006. Pasukan penjaga perdamaian PBB ditempatkan di sepanjang garis demarkasi, juga dikenal sebagai Jalur Biru, untuk mengawasi gencatan senjata. Namun, serangan terhadap jurnalis merupakan bukti yang mengejutkan akan pelanggaran yang terus berlanjut terhadap aturan ini.

Laporan UNIFIL yang diterbitkan pada 27 Februari lalu dengan tegas menyatakan bahwa tidak ada baku tembak yang terjadi sebelum tank Israel melepaskan tembakan mematikan tersebut. Alasan di balik penembakan terhadap jurnalis tetap tidak jelas.

Analisis lebih lanjut dari laporan TNO, sebuah organisasi penelitian terkemuka dari Belanda, menegaskan bahwa serangan tersebut kemungkinan melibatkan tank Israel yang melepaskan tembakan dari wilayah perbatasan yang sama. Meskipun laporan ini tidak secara langsung menyalahkan Israel, tetapi menyiratkan adanya penargetan yang disengaja terhadap para jurnalis.

Terkait dengan laporan ini, juru bicara militer Israel Nir Dinar menegaskan bahwa serangan tersebut merupakan respons terhadap serangan Hizbullah, dan IDF tidak bermaksud menargetkan warga sipil atau jurnalis. Namun, kejadian ini menimbulkan pertanyaan tentang protokol dan kepatuhan terhadap aturan internasional yang harus dijaga oleh IDF.

Redaksi Reuters dan Al Jazeera telah menekankan pentingnya transparansi dan pertanggungjawaban dari pihak Israel dalam menjelaskan dan menyelidiki kejadian yang menewaskan Abdallah dan melukai banyak jurnalis lainnya. Mereka menyerukan agar IDF melakukan penyelidikan menyeluruh atas insiden ini dan berbagi temuan mereka dengan UNIFIL.

Sementara itu, laporan UNIFIL telah didistribusikan kepada pihak-pihak yang terkait, menyoroti perlunya menjunjung tinggi kewajiban internasional untuk melindungi warga sipil, termasuk jurnalis, dari kekerasan semacam ini.

Kematian Abdallah adalah contoh tragis dari risiko yang dihadapi jurnalis dalam melaporkan konflik. Lebih dari itu, kejadian ini menggarisbawahi perlunya kepatuhan terhadap hukum internasional dan perlindungan terhadap wartawan yang menjalankan tugas penting mereka. [Reuters/Al Jazeera]

Keyword:


Editor :
Redaksi

Berita Terkait
    riset-JSI
    Komentar Anda