kip lhok
Beranda / Berita / Dunia / Trump Optimis Menang Telak di Michigan: Mengenang Kemenangan 2016

Trump Optimis Menang Telak di Michigan: Mengenang Kemenangan 2016

Selasa, 05 November 2024 21:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Donald Trump (REUTERS/Marco Bello Purchase Licensing Rights)


DIALEKSIS.COM | Washington - Calon presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan keyakinannya akan meraih kemenangan besar dalam pemilihan presiden (Pilpres) di negara bagian Michigan. Klaim tersebut disampaikan Trump dalam kampanye terakhirnya di Michigan pada Senin (4/11), di mana ia kembali mengenang kemenangan tipisnya di Pilpres 2016.

Michigan, dikenal sebagai swing state, memiliki reputasi sebagai medan tempur yang tidak mudah bagi para kandidat karena cenderung tidak berpihak pada satu partai atau tokoh tertentu. Hal ini memaksa tim kampanye bekerja keras untuk merebut suara pemilih di wilayah tersebut.

Pada Pilpres 2016, Trump meraih 2,27 juta suara atau 47,6 persen dari total suara di Michigan, mengungguli pesaingnya, Hillary Clinton, yang memperoleh 2,26 juta suara atau 47,4 persen, menurut data yang dilaporkan oleh CNN.

Trump bahkan berani memprediksi bahwa kemenangannya kali ini akan menjadi yang terbesar "dalam sejarah negara kita.

" Selain itu, dia juga mengungkapkan perasaannya tentang kejadian di Pennsylvania pada Juli lalu, di mana menurutnya Tuhan telah melindunginya dari ancaman pembunuhan. "Ini untuk menyelamatkan Amerika," ujarnya dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Al Jazeera, Selasa (5/11).

Dalam kampanye tersebut, Trump juga menyinggung isu imigrasi, dengan menyatakan bahwa imigran ilegal berkontribusi pada peningkatan kejahatan. Namun, data statistik menunjukkan tren yang berbeda dari klaim tersebut.

"Selama empat tahun terakhir, rakyat Amerika telah menghadapi kegagalan, pengkhianatan, dan penghinaan yang besar," kata Trump, menyiratkan pesan kritisnya terhadap kebijakan pemerintahan saat ini.

Pemilihan presiden AS akan digelar hari ini, Selasa (5/11). Trump yang berpasangan dengan JD Vance akan menantang pasangan Kamala Harris dan Tim Walz. Dalam pemilu kali ini, AS kembali menerapkan sistem early vote, di mana warga bisa memberikan suaranya lebih awal sebelum hari pemilihan utama.

Setelah Selasa, kesempatan bagi warga AS untuk memberikan suara di kontestasi politik ini akan berakhir.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda