kip lhok
Beranda / Berita / Dunia / Venesia Dilanda Banjir, Karya Seni Mulai Diselamatkan

Venesia Dilanda Banjir, Karya Seni Mulai Diselamatkan

Minggu, 17 November 2019 12:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Sekelompok orang melewati Lapangan St Mark, dengan Basilika St Mark di depannya apda 15 November 2019. Venesia dihantam gelombang pasang tertinggi dalam 50 tahun terakhir, dengan pemerintah Italia mengumumkan keadaan darurat. (Foto: Kompas)




DIALEKSIS.COM | Venesia - Warga di Venesia dilaporkan mulai melakukan penyelamatkan terhadap sejumlah karya seni setelah banjir melanda pekan ini. Gelombang pasang di kota kanal itu sudah mencapai 154 sentimeter, dengan sekitar 70 persen bagian di sana telah terendam air. 

Karena terkena banjir dari laut, otoritas setempat pun berjibaku untuk menyelamatkan karya seni sebelum terkena erosi dari air asin.

Menteri Kebudayaan Dario FRanceschini dikutip Sky News Jumat (15/11/2019) menerangkan, lebih dari 50 gereja di Venesia dikabarkan mengalami kerusakan. 

Karena itu, keamanan dan pakar seni dikerahkan untuk mulai menghitung berapa banyak karya yang ada di seluruh kota, dan pekerjaan itu jelas butuh waktu. 

Lapangan St Mark yang terkenal dilaporkan ditutup setelah air yang masuk setinggi lutut, dengan hotel serta pertokoan terendam air. 

Wali Kota Luigi Brugnaro mengatakan, dia telah menerjunkan pasukan keamanan bekerja sama dengan polisi untuk menutup St Mark yang disebutnya "kebanggaan seluruh Italia". 

Sebelumnya, pemerintah sempat memprediksi gelombang pasang itu bakal mencapai 160 sentimeter, jauh melampaui level darurat yang mengaktifkan sirene peringatan. Di kondisi normal, air yang menggenang bakal mencapai 80-90 sentimeter. 

Meski tergolong tinggi, tetapi masih bisa diatasi. Karena itu, sangat mengagetkan ketika Venesia mencatatkan 187 sentimeter pada Selasa (12/11/2019). 

Terparah kedua sejak banjir 1966 yang mencapai 194 sentimeter. "Satu lagi hari bersiaga bagi publik Venesia. Angin sirocco terus bertiup. Saya akan terus memberikan perkembangan kepada Anda," ujar Brugnaro dikutip dari Kompas.com.

Dia menyalahkan perubahan iklim sebagai penyebab banjir yang melanda kawasan pariwisata, dan menaksir kerugiannya mencapai ratusan juta euro. 

Kebanyakan pedagang di sekitar Lapangan St Mark mengungkapkan, mereka sudah menutup toko sejak 10 hari karen level air mencapai 110 sentimeter. 

Basilika St Mark yang dibangun sejak abad ke-11 silam bahkan disebut berada dalam ancaman roboh akibat terjangan banjir. Sejauh ini, dua orang dilaporkan tewas akibat banjir. 

Di antaranya adalah pria berusia 70-an di Pellestrina karena tersetrum. Pemerintah Italia pun langsung mendeklarasikan keadaan darurat, dengan dana 20 juta euro, sekitar Rp 310 miliar, disiapkan untuk menangani kerusakan. 

Pada Jumat, Perdana Menteri Giuseppe Conte menuturkan dia akan menggelar pertemuan pada 26 November guna mendiskusikan "problem struktural dan pemerintahan kota".

Gelombang tinggi yang menerpa juga membangkitkan kembali isu soal Moses, proyek multi-miliar euro yang dibangun sejak 2003, dengan Brugnaro mendesak peercepatan penyelesaiannya.(KM)

Keyword:


Editor :
Zulkarnaini

Berita Terkait
    riset-JSI
    Komentar Anda