Abdullah Puteh: Nilam Aceh, Potensi Devisa yang Terpendam
Font: Ukuran: - +
Reporter : Arn
Pengusaha terkemuka Abdullah Puteh. Foto: Ist
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pengusaha terkemuka Abdullah Puteh menyoroti besarnya potensi nilam Aceh sebagai sumber devisa negara, lapangan kerja, dan peningkatan pendapatan daerah. Minyak nilam Aceh, yang diakui sebagai salah satu minyak atsiri terbaik dunia, dinilai memiliki peluang besar untuk menjadi komoditas ekspor unggulan Indonesia.
“Minyak nilam Aceh memiliki aroma kuat dan berat, nilai jualnya pun tinggi di pasar global. Ini adalah potensi besar yang harus kita maksimalkan,” kata Abdullah Puteh kepada Dialeksis, Jakarta, Sabtu (11/1/2024).
Dirinya melanjutkan selain bernilai ekonomi tinggi, minyak nilam Aceh juga menawarkan manfaat kesehatan berkat sifat antibiotik, antibakteri, dan antioksidan yang dimilikinya.
Minyak nilam Aceh digunakan sebagai bahan baku parfum, kosmetik, sabun, hingga produk perawatan kulit, makanan, dan minuman.
“Dengan kualitas seperti ini, nilam Aceh berpeluang besar menjadi ikon ekspor Indonesia di pasar internasional,” tambah Abdullah.
Produksi dan Tantangan
Produksi minyak nilam Aceh hingga Maret 2024 tercatat mencapai 1,27 ton, dengan omzet sekitar Rp1,1 miliar. Program penanaman nilam yang didukung Bank Syariah Indonesia (BSI) mencakup 100 titik dengan luas lahan total 5,9 hektare. Namun, pengembangan industri nilam tidak terlepas dari sejumlah tantangan.
Abdullah mencatat, fluktuasi harga pasar, persaingan dengan negara produsen lain, dan keterbatasan teknologi pengolahan masih menjadi kendala utama. “Tanpa inovasi dan dukungan teknologi canggih, kita akan sulit bersaing di pasar global,” ujarnya.
Ia mendorong inovasi dalam proses penyulingan untuk meningkatkan kadar Patchouli Alcohol (PA), komponen utama yang menentukan kualitas dan nilai jual minyak nilam. Dengan teknologi modern, potensi ekonomi nilam Aceh dapat dimaksimalkan.
Peluang untuk Ekonomi Lokal
Selain menjadi sumber devisa, pengembangan industri nilam Aceh dinilai mampu mendorong perekonomian lokal. “Dengan pengelolaan yang baik, industri nilam dapat menciptakan banyak lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan petani nilam,” ujar Abdullah.
Ia berharap pemerintah memberikan dukungan lebih besar, baik dalam bentuk kebijakan stabilitas harga maupun investasi teknologi. “Nilam Aceh adalah harta karun yang harus kita kelola dengan bijak. Dengan kerja sama antara pemerintah, pengusaha, dan petani, saya optimistis nilam Aceh bisa menjadi salah satu primadona ekspor Indonesia,” tutupnya.
- Kemenpar Bukukan Potensi Devisa Rp25,4 Triliun dari Pemasaran Pariwisata 2024
- Produk Nilam Aceh Dipamerkan pada Innovation Showcase Australia
- Dr. Abdullah Puteh Dukung Sinergi Kepemimpinan Muzakir Manaf-Fadhlullah Pasca Pilkada Aceh 2024
- 1,4 Ton Minyak Nilam Aceh Tembus Pasar Prancis, Nilai Ekspor Capai Rp3,2 Miliar