kip lhok
Beranda / Ekonomi / Amiruddin: Solusi Optimalisasi Lahan Pesisir Aceh, Melalui Budidaya Udang Vannamei

Amiruddin: Solusi Optimalisasi Lahan Pesisir Aceh, Melalui Budidaya Udang Vannamei

Rabu, 17 April 2024 19:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Ratnalia

Pengusaha pertanian dan perikanan di Kabupaten Aceh Barat, Amiruddin, ST, S.H. Foto: Ist


DIALEKSIS.COM | Meulaboh - Kawasan pesisir Barat Selatan Aceh (Barsela) mengalami perubahan signifikan pasca-gempa dan tsunami yang melanda Aceh 15 tahun lalu. Meskipun infrastruktur fisik telah pulih, kondisi ekonomi masyarakat pesisir belum sepenuhnya pulih.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019 mencatat tingkat kemiskinan di wilayah Barat Selatan Aceh masih tinggi, dengan persentase kemiskinan di atas rata-rata nasional. Kawasan seperti Kabupaten Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, dan Aceh Selatan masih mencatatkan angka kemiskinan dua digit.

Pesisir Barsela, yang dulunya digunakan untuk pertanian, kini banyak yang tidak dimanfaatkan pasca-tsunami, meninggalkan lahan tidur yang tidak produktif. Namun, para pemangku kepentingan melihat peluang besar dalam optimalisasi lahan tersebut.

Menyikapi situasi ini, pengusaha pertanian dan perikanan di Kabupaten Aceh Barat, Amiruddin, ST, S.H., menyoroti perlunya upaya konkret dari pemerintah dan sektor swasta untuk mengubah lahan-lahan pesisir menjadi sumber ekonomi yang berkelanjutan.

Amiruddin menekankan pentingnya budidaya udang vannamei sebagai solusi yang potensial. Udang vannamei telah terbukti menjadi primadona ekspor, dengan permintaan yang tinggi di pasar global. 

"Dengan potensi ini, lahan tidur di pesisir Barsela dapat diubah menjadi tambak udang, meningkatkan ekonomi lokal dan menyerap tenaga kerja di wilayah tersebut," ujarnya kepada Dialeksis.com (17/04/2024).

Sebagai contoh, investasi Amiruddin dalam budidaya udang di Desa Suak Pandan, Kabupaten Aceh Barat, telah berhasil. Dengan modal awal Rp 1 miliar, ia mampu membangun tambak udang seluas 6 hektar dan menyerap 34 tenaga kerja lokal. Keuntungan bersih yang didapat dari satu petak tambak mencapai Rp 74 juta.

Hal terpenting disampaikan Amiruddin menegaskan, optimalisasi lahan pesisir Barsela bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan juga melibatkan peran sektor swasta dan institusi pendidikan. 

"Kerjasama antar-stakeholder diperlukan untuk menciptakan kerangka kerja yang mendukung pembangunan budidaya udang vannamei secara berkelanjutan di wilayah tersebut," ungkapnya.

Selain itu menurutnya peran perguruan tinggi seperti Universitas Teuku Umar di Meulaboh dapat memainkan peran penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan terkait budidaya udang. Sementara itu, wacana pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Barsela dapat menjadi dorongan tambahan untuk memperkuat ekonomi pesisir melalui optimalisasi lahan dan infrastruktur yang memadai.

Keyword:


Editor :
Redaksi

Berita Terkait
    riset-JSI
    Komentar Anda