DIALEKSIS.COM | Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan satu obligasi baru pada awal pekan ini. Pencatatan dilakukan pada Senin (29/9) untuk Obligasi Berkelanjutan IV Bank Victoria Tahap II Tahun 2025 yang diterbitkan oleh PT Bank Victoria International Tbk.
Obligasi tersebut memiliki nilai pokok sebesar Rp750 miliar dan mendapatkan peringkat idA- (Single A Minus) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO). Adapun PT Bank Mega Tbk bertindak sebagai wali amanat.
“Pencatatan ini menambah variasi instrumen investasi di pasar modal Indonesia sekaligus mencerminkan kepercayaan emiten terhadap pendanaan melalui pasar modal,” ujar Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmad, dalam keterangan resmi yang diterima pada Sabtu (4/10/2025).
Dengan pencatatan ini, total emisi obligasi dan sukuk yang telah tercatat sepanjang tahun 2025 mencapai 135 emisi dari 73 emiten dengan nilai Rp155,39 triliun. Sementara total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI saat ini berjumlah 637 emisi dengan nilai outstanding sebesar Rp517,39 triliun dan USD117,27 juta dari 136 emiten.
Selain itu, BEI juga mencatat 191 seri Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp6.423,84 triliun dan USD352,10 juta, serta 7 emisi Efek Beragun Aset (EBA) dengan nilai Rp2,13 triliun.
IHSG Menguat, Frekuensi Transaksi Naik
Sepanjang periode 29 September-3 Oktober 2025, perdagangan saham di BEI ditutup mayoritas di zona positif.
Rata-rata frekuensi transaksi harian naik 6,68% menjadi 2,62 juta kali transaksi dari pekan sebelumnya yang sebesar 2,46 juta kali. Volume transaksi harian juga meningkat 5,61% menjadi 49,72 miliar lembar saham.
Kapitalisasi pasar BEI ikut terkerek naik 1,29% menjadi Rp15.079 triliun, dari sebelumnya Rp14.888 triliun. Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat penguatan tipis 0,23% ke level 8.118,301 dari 8.099,333 pada pekan lalu.
Namun, rata-rata nilai transaksi harian justru turun 11,24% menjadi Rp25,02 triliun, dibandingkan Rp28,19 triliun pada pekan sebelumnya.
“Meski nilai transaksi sedikit menurun, peningkatan frekuensi dan volume menunjukkan optimisme pelaku pasar terhadap kondisi pasar modal nasional,” tambah Kautsar.
Di sisi lain, investor asing mencatatkan beli bersih harian Rp199,79 miliar. Namun, sepanjang tahun 2025 secara kumulatif, mereka masih membukukan jual bersih Rp56,71 triliun. [red]