DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Di tengah ketatnya persaingan industri perbankan syariah di Aceh, PT Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS) Mustaqim Aceh mampu mencatatkan pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Berbeda dengan bank syariah pada umumnya, BPRS Mustaqim Aceh hadir dengan strategi yang lebih dekat dengan masyarakat kecil, khususnya petani dan pelaku UMKM.
Direktur Utama BPRS Mustaqim Aceh, Raisul Mukhlis, mengatakan bahwa posisi BPRS Mustaqim cukup istimewa karena merupakan salah satu dari tiga BUMD yang ada di Aceh selain Bank Aceh dan PT PEMA.
“Keunggulan kami ada pada inovasi produk, terutama pembiayaan sektor pertanian yang jarang disentuh oleh lembaga keuangan lain. Kami hadir dengan sistem grace period, sehingga petani bisa membayar kewajiban setelah panen, bukan setiap bulan,” kata Raisul saat diwawancarai langsung oleh media dialeksis.com di Banda Aceh, Kamis (11/9/2025).
Raisul menjelaskan, skema pembiayaan pertanian yang ditawarkan BPRS Mustaqim Aceh berbeda dari model konvensional. Petani diberikan modal usaha sejak penanaman hingga panen, dengan pembayaran dilakukan setelah hasil panen dijual.
“Kalau petani diminta setor tiap bulan, jelas mereka tidak punya uang. Dengan sistem grace period, mereka bisa tenang menanam, merawat, dan memanen. Pembayaran dilakukan maksimal enam bulan setelah panen,” ujarnya.
Produk ini juga menerapkan sistem tanggung renteng, di mana satu kelompok minimal lima orang bisa mengakses pembiayaan tanpa jaminan fisik, cukup dengan rekomendasi kepala desa. Menurut Raisul, pendekatan berbasis kepercayaan ini menjadi kekuatan tersendiri.
“Kepala desa yang tahu betul warganya. Kami membangun ikatan emosional dengan masyarakat, dan terbukti tingkat kepercayaan cukup tinggi," ujarnya.
Inovasi BPRS Mustaqim Aceh tak hanya berdampak pada masyarakat, tetapi juga mendapat pengakuan nasional. Bank daerah ini telah meraih penghargaan Top BUMD Award tiga kali berturut-turut. Bahkan, Raisul sendiri pernah dinobatkan sebagai Top CEO BUMD.
“Alhamdulillah, Kementerian Dalam Negeri memberikan apresiasi atas inovasi kami. Ini menjadi penyemangat bagi kami untuk terus fokus membantu perekonomian masyarakat kecil sesuai visi dan misi Mustaqim,” ungkapnya.
Selain pertanian, BPRS Mustaqim Aceh juga menyalurkan pembiayaan ke sektor perikanan, peternakan, dan usaha kecil lainnya. Namun, portofolio terbesar tetap berasal dari pertanian dengan nilai hampir Rp40 miliar, atau sekitar 30% dari total portofolio bank.
“Kami memang fokus di sektor riil. Dari 100% portofolio, sekitar 86% adalah pembiayaan sektor riil UMKM. Hanya sekitar 14% sisanya untuk karyawan dan sektor non-ISN. Kami tidak bermain di proyek-proyek besar, pembiayaan kami rata-rata kecil, 3-4 juta per orang,” jelas Raisul.
Wilayah penyaluran pembiayaan tersebar hampir di seluruh kabupaten/kota, terutama di wilayah Barat-Selatan Aceh, Bener Meriah, hingga Calang.
Kinerja keuangan BPRS Mustaqim Aceh juga menunjukkan tren positif. Setelah sempat merugi Rp1,6 miliar pada masa pandemi 2019-2020, bank ini bangkit dengan catatan laba yang terus meningkat.
“Tahun 2021 kami mencatat laba Rp1,5 miliar, 2022 naik jadi Rp2,2 miliar, 2023 Rp2,9 miliar, dan 2024 hampir Rp4 miliar. Aset juga tumbuh dari Rp160 miliar di 2021 menjadi hampir Rp250 miliar per hari ini,” papar Raisul.
Perbaikan signifikan juga terlihat pada rasio pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing (NPF). Dari 15% pada 2020, kini NPF berhasil ditekan hingga 3%.
“Ini pencapaian luar biasa, karena pembiayaan UMKM dikenal berisiko tinggi. Tapi dengan pendekatan kelompok dan rekomendasi desa, tingkat risiko bisa ditekan,” tambahnya.
Meski demikian, Raisul mengakui masih ada tantangan, terutama terkait asuransi pertanian. Hingga kini belum ada perusahaan asuransi yang berani menjamin risiko gagal panen.
“Kami sudah sampaikan ke regulator dan OJK, tapi memang sampai sekarang belum ada penjaminan asuransi pertanian. Jadi kami jalankan murni sesuai visi membantu masyarakat kecil,” ujarnya.
Dengan pencapaian tersebut, Raisul optimis BPRS Mustaqim Aceh akan terus berkembang sebagai bank daerah yang membumi dan berpihak pada masyarakat kecil.
“Kami percaya, semakin dekat dengan masyarakat, semakin besar manfaat yang bisa diberikan. BPRS Mustaqim Aceh akan terus hadir untuk petani, nelayan, dan pelaku usaha kecil, karena dari merekalah ekonomi Aceh sesungguhnya bergerak," pungkasnya. [nh]