DIALEKSIS.COM | Aceh - Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan kinerja positif pada Maret 2025 dengan mencatatkan surplus sebesar 4,33 miliar dolar AS. Angka ini meningkat signifikan dibandingkan bulan sebelumnya, yakni Februari 2025, yang mencatatkan surplus sebesar 3,10 miliar dolar AS.
Bank Indonesia menilai surplus ini merupakan sinyal positif bagi ketahanan eksternal ekonomi nasional.
"Surplus neraca perdagangan ini merupakan penopang penting bagi ketahanan eksternal perekonomian Indonesia," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangan resminya, Selasa (22/4/2025).
Bank Indonesia menyatakan akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah serta otoritas terkait guna menjaga momentum positif ini dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Surplus neraca perdagangan yang lebih tinggi pada Maret terutama bersumber dari sektor nonmigas. Tercatat, neraca perdagangan nonmigas mengalami surplus sebesar 6 miliar dolar AS, seiring dengan meningkatnya ekspor nonmigas menjadi 21,80 miliar dolar AS.
Ekspor nonmigas mengalami peningkatan berkat kontribusi komoditas berbasis sumber daya alam seperti bijih logam, terak, abu, serta nikel dan produk turunannya. Di samping itu, produk manufaktur seperti besi dan baja, serta mesin dan perlengkapan elektrik turut mendorong kinerja ekspor.
"Ekspor ke negara mitra utama seperti Tiongkok, Amerika Serikat, dan India masih menjadi kontributor dominan terhadap kinerja ekspor nonmigas Indonesia," tambah Ramdan.
Sementara itu, neraca perdagangan migas masih mencatatkan defisit, namun mengalami perbaikan dengan angka defisit menurun menjadi 1,67 miliar dolar AS. Penurunan defisit ini didorong oleh peningkatan ekspor migas yang lebih tinggi dibandingkan dengan laju impor migas. [in]