Minggu, 18 Mei 2025
Beranda / Ekonomi / Harga Ayam Hidup Anjlok, Kementan dan KPUN Sepakat Perbaiki Ekosistem Industri Perunggasan

Harga Ayam Hidup Anjlok, Kementan dan KPUN Sepakat Perbaiki Ekosistem Industri Perunggasan

Minggu, 18 Mei 2025 14:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Redaksi

Rapat koordinasi yang digelar awal pekan ini mempertemukan sejumlah pejabat Kementan dengan pelaku industri, termasuk asosiasi perunggasan seperti Pinsar Indonesia dan Komunitas Peternakan Unggas Nasional (KPUN). [Foto: dok. Kementan]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) merumuskan lima langkah strategis untuk menjaga stabilitas harga ayam hidup (livebird) di kalangan peternak rakyat. Langkah ini ditempuh sebagai respons cepat atas gejolak harga yang terjadi di industri perunggasan.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Agung Suganda, mengatakan, pihaknya tidak hanya menangani masalah harga sesaat, tetapi juga berupaya membenahi sistem agar lebih adil dan berkelanjutan.

“Kami tidak sekadar merespons harga, tapi juga membenahi ulang sistem agar lebih adil dan berkelanjutan,” ujar Agung dalam keterangan resmi, yang diterima pada Minggu (18/5/2025).

Rapat koordinasi yang digelar awal pekan ini mempertemukan sejumlah pejabat Kementan dengan pelaku industri, termasuk asosiasi perunggasan seperti Pinsar Indonesia dan Komunitas Peternakan Unggas Nasional (KPUN). Pertemuan dipimpin langsung oleh Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak, Hary Suhada.

Lima Langkah Strategis

Dari hasil rapat, disepakati lima langkah konkret untuk menstabilkan harga dan membenahi struktur industri perunggasan nasional, Pertama, Optimalisasi penyerapan ayam dari peternak mandiri oleh perusahaan terintegrasi melalui Rumah Potong Hewan Unggas (RPHU).

Kedua, Pembentukan koperasi peternak guna memperkuat posisi tawar dan kemandirian peternak rakyat. Ketiga, Pengendalian produksi anak ayam (DOC) broiler berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 10 Tahun 2024, termasuk pengurangan telur tetas dan afkir dini indukan.

Keempat, Pengaturan distribusi ayam potong berbasis kebutuhan wilayah, dilakukan oleh dinas peternakan provinsi dan terakhir, Penyediaan DOC broiler dengan harga wajar dan transparan oleh perusahaan pembibit untuk peternak mandiri.

Menurut Hary Suhada, strategi ini tidak hanya untuk meredam fluktuasi harga, tetapi juga bertujuan memperbaiki struktur industri yang selama ini dinilai timpang.

“Kita sedang mendorong ekosistem yang sehat dari hulu ke hilir,” ujarnya.

Dukungan Asosiasi

Langkah Kementan ini mendapat dukungan dari sejumlah asosiasi, seperti Pinsar Indonesia, KPUN, dan GOPAN. Sekretaris Jenderal KPUN, Harry Widyantoro, menyebut kebijakan ini sebagai titik balik penting menuju industri perunggasan yang lebih berkeadilan.

“Sudah saatnya kebijakan tidak hanya menguntungkan yang besar. Peternak rakyat harus dilibatkan dalam peta jalan industri,” kata Harry.

Para pelaku industri berharap harga ayam potong segera kembali stabil dan harga DOC tetap dijaga pada tingkat yang wajar oleh perusahaan pembibit.

Kementan optimistis, lewat konsolidasi seluruh pemangku kepentingan, peternak mandiri bisa kembali bangkit, dan pasar ayam potong menjadi lebih tahan terhadap gejolak harga yang kerap tidak menentu. [red]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
diskes
hardiknas