kip lhok
Beranda / Ekonomi / Indonesia Raih Kesepakatan Investasi Energi US$1,5 Miliar di IAF 2024

Indonesia Raih Kesepakatan Investasi Energi US$1,5 Miliar di IAF 2024

Selasa, 03 September 2024 23:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi membuka Joint Leaders’ Session of High Level Forum on Multi Stakeholders Partnership (HLF MSP) dan Indonesia Africa Forum (IAF) Ke-2 2024, di Nusa Dua, Badung, Bali, Senin (2/9/2024) pagi. [Foto: Biro Pers Setpres/Muchlis Jr.]


DIALEKSIS.COM | Bali - Indonesia berhasil mencapai kesepakatan investasi senilai total US$1,5 miliar di sektor energi selama Indonesia Africa Forum (IAF) ke-2 yang digelar di Bali pada 1-3 September 2024.

Direktur Afrika, Direktorat Jenderal Asia, Pasifik, dan Afrika Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Dewi Justicia Meidiwaty, mengungkapkan pencapaian ini di Nusa Dua, Bali, pada Selasa (3/9/2024).

“Ini menjadi capaian yang menjanjikan, mendukung target kesepakatan deliverables IAF 2024 dengan total nilai US$3,5 miliar,” kata Meidiwaty.

Beberapa kesepakatan yang dicapai meliputi penandatanganan kontrak pelatihan antara PT Pertamina Training & Consulting (PTC) dan Petrofound Namibia, yang akan dilakukan di Integrated Drilling Training Center (IDTC) Indonesia.

Selain itu, PT Pertamina juga telah mendapatkan redistribusi 60 persen saham Wentworth Resources di Blok gas Mnazi Bay, Tanzania. Sementara itu, PT PLN telah menjalin kerja sama pengembangan energi panas bumi dengan Tanesco dan Tanzania Geothermal Development Company (TGDC), dengan target pengembangan sebesar 225 MW di Natron, Luhoi, dan Ngozi.

“Tanesco juga telah melakukan kunjungan ke PT PLN untuk mengeksplorasi lebih lanjut potensi pengembangan energi panas bumi di Indonesia,” jelas Meidiwaty.

Kesepakatan ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan Presiden RI ke Tanzania pada 21-22 Agustus 2023, yang menghasilkan sejumlah komitmen kerja sama di bidang energi.

Dewi menambahkan bahwa IAF ke-2 tidak hanya memfasilitasi kesepakatan antara Indonesia dan negara-negara Afrika, tetapi juga menjadi forum untuk kesepakatan antarnegara Afrika. Salah satunya adalah komitmen kerja sama antara Mozambik dan Afrika Selatan melalui Nota Kesepahaman antara Buzi Hydrocarbon Pte Ltd dan Guma Africa Group Ltd terkait eksplorasi dan komersialisasi gas EPCC Buzi.

Selain BUMN, sektor swasta Indonesia juga mencatat nilai investasi melalui PT Energi Mega Persada (EMP) yang berkolaborasi dengan Vutomi Energy dalam proyek Independent Power Plant (IPP) sebesar 500 megawatt.

Kesepakatan di bidang energi ini semakin memperkuat kerja sama Indonesia-Afrika dalam mengamankan pasokan dan ketahanan energi di tengah kondisi geopolitik global yang tidak menentu.

“Ketahanan energi sangat penting bagi stabilitas dan pembangunan ekonomi, khususnya untuk Indonesia-Afrika,” ungkap Meidiwaty.

Dengan berbagai komitmen kerja sama yang telah disepakati, diharapkan hubungan antara Indonesia dan Afrika akan semakin kuat dalam menyongsong masa depan bersama menuju keselarasan visi Indonesia Emas 2045 dan Agenda Afrika 2063.[*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda