Logo SKK Migas. [Foto: net]DIALEKSIS.COM | Jakarta - Di tengah upaya pemulihan ekonomi nasional, sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) Indonesia menunjukkan geliat positif. Selama tiga tahun terakhir, nilai investasi di sektor ini mencapai lebih dari US$ 300 juta atau sekitar Rp 5,05 triliun (asumsi kurs Rp16.853 per US$), menurut data dari SKK Migas.
Kepala Divisi Prospektivitas Migas dan Manajemen Data Wilayah Kerja SKK Migas, Asnidar, menyebutkan bahwa besarnya investasi menjadi indikator jelas bahwa sektor ini masih menarik bagi investor, khususnya dari luar negeri.
“Kalau ditanya, apakah Indonesia masih menarik bagi bisnis oil and gas di upstream? Ini kami coba potret dulu dari sisi activity. Dalam beberapa 3 tahun terakhir ini, sekitar US$ 300 juta yang sedang dilakukan activity di open area,” ujar Asnidar, dilansir dari CNBC Indonesia, Minggu (27/4/2025).
Lebih lanjut, Asnidar juga mengungkapkan bahwa dalam dua tahun terakhir, kolaborasi antara pemerintah dan investor dalam bentuk joint study semakin masif.
Hasilnya, terdapat lima temuan potensi migas baru di wilayah-wilayah strategis seperti Lapangan Hidayah di Jawa Timur, Lapangan Layaran di Laut Utara Aceh, hingga Lapangan Geng di Kalimantan Timur.
“Ini menjadi momentum yang tepat bagi kita untuk masuk lagi ke peta migas secara global,” jelas Asnidar. [CNBC Ind]
Sebelumnya
