kip lhok
Beranda / Ekonomi / Kemenperin Apresiasi Industri Olahan Susu Kucurkan Investasi Rp3,8 Triliun

Kemenperin Apresiasi Industri Olahan Susu Kucurkan Investasi Rp3,8 Triliun

Rabu, 03 Juli 2024 13:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Peresmian Plant Cikarang PT Frisian Flag Indonesia di Kabupaten Bekasi, Jawa barat, Selasa (2/7/2024). [Foto: dok. Kemenperin]


DIALEKSIS.COM | Bekasi - Kementerian Perindustrian memberikan apresiasi kepada PT Frisian Flag Indonesia yang telah berinvestasi sebesar Rp3,8 triliun untuk membangun pabrik ketiga di Cikarang, Jawa Barat. 

Pabrik susu baru ini akan memproduksi 400.000 kilogram susu segar setiap hari untuk menghasilkan 700 juta kilogram produk susu setiap tahunnya, dengan menggunakan teknologi modern yang ramah lingkungan.

“Investasi ini akan mendukung salah satu program kerja dari Presiden terpilih 2024-2029 untuk minum susu bagi anak sekolah (school milk) yang diharapkan dapat mendorong peningkatan gizi serta konsumsi susu masyarakat di Indonesia,” kata Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika saat mewakili Menteri Perindustrian pada Peresmian Plant Cikarang PT Frisian Flag Indonesia di Kabupaten Bekasi, Jawa barat, Selasa (2/7/2024).

Dirjen Industri Agro berharap, melalui pabrik baru ini, PT Frisian Flag Indonesia dapat memperkuat kontribusinya dalam menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kemitraan dengan peternak sapi perah, mengoptimalkan nilai tambah di dalam negeri, memacu pertumbuhan ekonomi nasional, serta turut menyiapkan masyarakat Indonesia yang sehat dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.

“Selain penambahan investasi, kami juga mengapresiasi PT Frisian Flag Indonesia yang telah melakukan kemitraan dalam pemenuhan bahan baku susu segar yang melibatkan 30.000 peternak dari 20 koperasi,” ungkap Putu.

Setiap tahunnya, PT Frisian Flag Indonesia mampu melakukan pembelian bahan baku susu segar dengan total pembelian senilai Rp800 miliar per tahun. Beroperasinya pabrik baru ini diperkirakan dapat meningkatkan penyerapan susu segar sebesar 130 ribu per tahun. 

“Hal ini tentunya akan memberikan peluang dan motivasi bagi peternak mitra di dalam negeri untuk terus meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya,” imbuhnya.

Kemenperin juga berharap agar PT Frisian Flag Indonesia tetap berkomitmen untuk terus berkolaborasi dan melakukan inovasi dalam mengembangkan program kemitraannya dengan peternak sapi perah sehingga dapat meningkatkan produktivitas peternak untuk memproduksi susu segar sebagai bahan baku industri. Hal ini sebagai salah satu upaya untuk menurunkan impor bahan baku susu.

“Kami juga mengapresiasi PT Frisian Flag Indonesia yang ikut berperan aktif dalam melakukan sertifikasi dan meningkatkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) terhadap produknya serta berupaya untuk menyediakan produk sesuai dengan kebutuhan pada belanja barang dan jasa pemerintah, salah satunya produk Susu Serdadu untuk memenuhi kebutuhan prajurit TNI,” paparnya.

Kemenperin pun berharap kepada PT Frisian Flag Indonesia sebagai salah satu industri makanan dan minuman dapat berperan aktif dalam mengimplementasikan industri 4.0 untuk meningkatkan daya saingnya serta dapat memanfaatkan insentif investasi yang disediakan untuk mendukung peningkatan lini bisnisnya serta dapat menghasilkan inovasi baru di Indonesia.

“Dalam rangka mendukung pengembangan dan investasi sektor industri termasuk sektor makanan dan minuman, Pemerintah menyiapkan insentif fiskal dan non fiskal. Beberapa insentif fiskal yang telah berjalan antara lain pembebasan pajak (tax holiday), pengurangan pajak (tax allowance), pembebasan bea masuk atas impor mesin, dan pemberian insentif super deduction tax sampai dengan 300% melalui PP Nomor 45 Tahun 2019 dan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 128 Tahun 2019,” sebut Putu.

Kemenperin mencatat, industri pengolahan susu memberikan kontribusi yang cukup signfikan terhadap kinerja industri makanan dan minuman (mamin). Pada triwulan I tahun 2024, industri mamin mampu tumbuh sebesar 5,87 persen atau melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,11 persen. Pada periode yang sama, industri mamin berkontribusi sebesar 39,91 persen terhadap PDB industri pengolahan nonmigas, sehingga menjadikannya sebagai subsektor dengan kontribusi PDB terbesar.

Sementara itu, pada tahun 2023, nilai ekspor industri mamin menembus USD41,68 miliar (termasuk minyak kelapa sawit), sehingga berkontribusi 22,42 persen terhadap total nilai ekspor industri pengolahan nonmigas. Di sisi lain, industri mamin mampu menarik investasi sebesar Rp26,09 triliun sampai periode triwulan I tahun 2024, dengan nilai investasi PMA sebesar USD508,2 juta dan investasi PMDN sebesar Rp18,46 triliun.

Jan Derck van Karnebeek selaku CEO Royal FrieslandCampina N.V. mengatakan, pabrik susu baru FrieslandCampina di Cikarang adalah dedikasi perusahaan untuk berinvestasi di sektor susu di Indonesia. “Sebagai investasi produksi global terbesar kami hingga saat ini, fasilitas ini akan berfungsi sebagai pusat penghubung untuk Asia Tenggara,” ujarnya.

Pabrik tersebut merupakan perwujudan dari komitmen perusahaan untuk menghadirkan produk susu berkualitas tinggi dan bergizi bagi generasi masa kini dan masa depan di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara, yang didukung oleh teknologi modern yang seimbang dengan kelestarian lingkungan. “Frisian Flag Indonesia sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan akses terhadap produk susu yang terjangkau dan bergizi, serta mendukung kesejahteraan di beberapa wilayah Asia Tenggara," tandasnya. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda