Senin, 15 September 2025
Beranda / Ekonomi / Keripik Tempe INOPI, Inovasi Pangan Baru dari Koro Pedang Aceh

Keripik Tempe INOPI, Inovasi Pangan Baru dari Koro Pedang Aceh

Minggu, 14 September 2025 21:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Direktur RPA, Rivan Rinaldi memperkenalkan Keripik Tempe INOPI dari pengembangan Kacang Koro Pedang Aceh. Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com.


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Rumoh Pangan Aceh (RPA) terus melahirkan inovasi dalam pengembangan pangan lokal. Kali ini, mereka menghadirkan produk tempe dan kripik tempe berbahan dasar kacang koro pedang, yang diberi label INOPI (Inovasi Pangan Indonesia). 

Produk ini tidak hanya menawarkan cita rasa baru, tetapi juga menjadi bagian dari upaya menjaga ketahanan pangan di Aceh.

Direktur RPA, Rivan Rinaldi, mengatakan bahwa inovasi ini berawal dari keresahan terhadap ketergantungan masyarakat Indonesia, termasuk Aceh, terhadap kedelai impor.

 “Kacang koro pedang ini kita jadikan alternatif untuk bahan baku tempe. Jadi kita tidak hanya menanam, tetapi juga sudah membangun ekosistemnya. Sekarang hasilnya sudah bisa langsung dinikmati masyarakat dalam bentuk tempe dan kripik,” kata Rivan saat ditemui media dialeksis.com, di Banda Aceh, Minggu (14/9).

Menurutnya, tempe dipilih sebagai produk turunan karena dua alasan utama. Pertama, tempe merupakan makanan murah dan mudah diakses masyarakat. Kedua, tempe dikenal sebagai sumber protein nabati yang penting, terutama di tengah tingginya angka stunting di Aceh.

“Kenapa tempe? Karena kita ingin menyajikan makanan bergizi dengan harga terjangkau. Kita ingin hadirkan solusi alternatif, apalagi masalah stunting di Aceh masih tinggi. Jadi, selain untuk pangan sehat, ini juga membantu kita mengurangi ketergantungan pada kedelai impor,” ujar Rivan.

Produk tempe koro pedang saat ini diproduksi di Rumah Tempe InoPI yang berlokasi di Gampong Alue Naga, Banda Aceh. Proses pengolahan dilakukan oleh ibu-ibu desa setempat yang menjadi mitra binaan RPA. 

“Dengan menggandeng masyarakat desa, kita tidak hanya memproduksi pangan, tapi juga menciptakan lapangan kerja dan pemberdayaan ekonomi,” tambahnya.

Untuk harga, tempe ukuran 250 gram dijual Rp5.000, sementara keripik tempe dipasarkan Rp15.000 per bungkus. Produk tersebut sudah bisa didapatkan di Pasar Ulee Kareng, langsung di lokasi Rumah Tempe InoPI, maupun melalui pemesanan daring.

RPA kini telah menggandeng tiga rumah tempe mitra, termasuk Rumah Tempe InoPI, untuk memastikan kontinuitas produksi. Seluruh hasil panen koro pedang petani mitra digunakan sebagai bahan baku. 

"Informasi resmi pemasaran bisa dilihat di akun media sosial @rumohpanganaceh dan @rumahtempeinopi,” tutupnya.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

perkim, bpka, Sekwan
riset-JSI
pelantikan padam
sekwan - polda
bpka - maulid
bpka