Senin, 11 Agustus 2025
Beranda / Ekonomi / Kontes Durian Lokal Aceh Tenggara Pecahkan Rekor dan Dongkrak Harga

Kontes Durian Lokal Aceh Tenggara Pecahkan Rekor dan Dongkrak Harga

Minggu, 10 Agustus 2025 10:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Ratnalia

DIALEKSIS.COM | Aceh Tenggara - Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, Cut Huzaimah, menilai penyelenggaraan Kontes Durian Lokal Aceh Tenggara (Agara) 2025 bukan sekadar ajang lomba, melainkan momentum bersejarah yang membuka jalan bagi pengakuan nasional terhadap kekayaan varietas durian di Aceh Tenggara.

“Ini fenomenal. Dalam catatan kami, peserta yang mendaftar mencapai 63 orang, 51 hadir membawa total 121 buah durian lokal. Angka ini bukan hanya rekor di Aceh, tapi bisa jadi salah satu yang terbesar di tingkat kabupaten di Indonesia,” ujar Cut Huzaimah kepada Dialeksis, Sabtu (8/9/2025).

Berdasarkan pendataan, Aceh Tenggara memiliki 168 varietas durian lokal yang berpotensi dikembangkan. Potensi ini, menurutnya, merupakan kekayaan genetik yang sangat bernilai untuk pengembangan hortikultura, baik untuk konsumsi lokal maupun pasar ekspor.

Keunikan kontes ini juga terletak pada formasi dewan juri yang jarang ditemui di ajang serupa. Terdapat 13 juri lintas profesi dan daerah: Bupati, Wakil Bupati, Ketua DPRK, Dandim 0108, Kapolres, Kajari, Ketua PN, Ketua PKK, dan Ketua Dekranas dari Aceh Tenggara; Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh serta Kepala Bidang Hortikultura dari tingkat provinsi; dan perwakilan komunitas Durian Travelers Jakarta, Julius Bangun.

“Saya dipercaya sebagai penanggung jawab dewan juri. Setahu saya, secara nasional belum pernah ada kontes durian dengan susunan dewan juri selengkap dan seberagam ini. Ini menunjukkan keseriusan kita mengangkat durian lokal Agara ke panggung nasional,” tegasnya.

Tidak berhenti di penilaian rasa dan kualitas buah, tim Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Distanbun Aceh langsung bergerak pasca pengumuman pemenang. Mereka mendatangi kebun pemilik durian juara untuk melakukan identifikasi, observasi, dan penyusunan deskripsi varietas. Tahap ini menjadi prasyarat sebelum mengajukan pendaftaran hak kepemilikan varietas ke Kementerian Pertanian RI.

“Target kami, varietas juara akan diajukan ke sidang pelepasan varietas agar mendapatkan status varietas unggul nasional. Ini bukan hanya prestise, tapi juga jaminan perlindungan hukum atas varietas asli daerah,” jelas Cut Huzaimah.

Ia juga menggarisbawahi peran sinergi lintas pihak, terutama dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara, Dandim 0108, dan Kapolres setempat. 

“Berkat kolaborasi ini, eksplorasi durian lokal Agara bisa berjalan lancar, dan kontes perdana ini meraih sukses besar,” tambahnya.

Dampak langsung pun sudah terlihat. Harga durian lokal Aceh Tenggara di tingkat petani melonjak rata-rata Rp5.000 - Rp10.000 per buah pasca kontes. 

“Bahkan saat kami membeli untuk keperluan penjurian, harga sudah ikut naik. Artinya, kontes ini memberi efek ekonomi nyata bagi petani,” ungkapnya sambil tersenyum.

Cut Huzaimah berharap, keberhasilan ini menjadi pintu gerbang promosi durian lokal Aceh Tenggara di pasar yang lebih luas. 

“Kita ingin varietas unggul ini menjadi ikon daerah, meningkatkan nilai tambah, dan pada akhirnya mengangkat kesejahteraan petani durian di Agara,” pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI