Selasa, 13 Mei 2025
Beranda / Ekonomi / Kredit Karbon Mulai Digarap di Aceh, PT PEMA Targetkan Ratusan Ribu Hektare

Kredit Karbon Mulai Digarap di Aceh, PT PEMA Targetkan Ratusan Ribu Hektare

Minggu, 11 Mei 2025 21:00 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - PT Pembangunan Aceh (PT PEMA), yang bergerak di sektor energi, industri, perdagangan dan lingkungan, mengumumkan langkah strategis untuk mengkomersialisasikan potensi karbon dari kawasan hutan dan lahan kritis di Aceh. 

Dalam fase awal, PEMA menargetkan lebih dari 100.000 hektare lahan yang tersebar di wilayah Bireun, Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Aceh Timur sebagai kawasan prioritas untuk pengembangan karbon berbasis Nature-Based Solutions (NBS)

Nature-Based Solutions (NBS) adalah tindakan melindungi, mengelola secara berkelanjutan, dan merehabilitasi ekosistem alam atau yang dimodifikasi, sekaligus memberikan manfaat terhadap keanekaragaman hayati dan kesejahteraan manusia. (IUCN, Global Standard for Nature-based Solutions (2020)

Upaya ini merupakan bagian dari inisiatif ekonomi hijau Aceh yang mengedepankan restorasi lingkungan, pemberdayaan masyarakat adat, desa dan monetisasi jasa ekosistem melalui beberapa skema yang saling menguntungkan

Dalam pelaksanaannya, PEMA menggandeng Sagint, perusahaan teknologi dan infrastruktur aset digital lingkungan berdasarkan hukum di Kerajaan Arab Saudi, dan Amerika Serikat, Teknologi Sagint akan digunakan untuk validasi, registrasi dan monitoring stok karbon secara real-time. Teknologi Sagint menjamin transparansi dan akuntabilitas dalam penghitungan emisi terhindarkan (avoided emissions),

Kolaborasi ini menjadikan Aceh sebagai salah satu wilayah pertama di Indonesia yang menekankan penggunaan AI, data geospasial, dan uji biomassa di lapangan, sehingga menjawab kebutuhan MRV (Measurement, Reporting, and Verification) berbasis bukti nyata.

Direktur Komersial PT PEMA, Faisal Ilyas menyampaikan bahwa proyek ini tidak hanya soal ekonomi karbon, tapi juga transformasi tata kelola hutan berbasis masyarakat.

“Kami percaya, potensi karbon Aceh harus dikelola oleh orang Aceh sendiri dengan standar global. Kami ingin menjadikan hutan sebagai aset strategis yang menghasilkan nilai ekonomi tanpa menebang satu pohon pun,” ujar Faisal Ilyas

PT PEMA saat ini sedang menyelesaikan pemetaan legal dan sosial atas lahan-lahan yang potensial, termasuk hutan adat, hutan desa, hutan lindung, dan lahan gambut. Pendekatan yang digunakan bersifat transdisipliner, melibatkan akademisi, LSM lingkungan, serta perwakilan komunitas lokal dalam setiap tahap perencanaan.

Dengan mengunakan skenario konservatif asumsi rerata potensi serapan karbon sebesar 10 ton CO₂ per hektar pertahun, proyek ini diproyeksikan menghasilkan lebih dari 1 juta ton CO₂e per tahun yang jika dikonversi pada nilai karbon saat ini (USD 10“20 per ton), berpotensi menciptakan nilai ekonomi antara USD 100 juta hingga 200 juta per tahun dalam beberapa tahun ke depan.

Proyek karbon Aceh oleh PEMA ini menandai babak baru arah pembangunan ekonomi daerah: berbasis sumber daya alam berkelanjutan, terukur secara ilmiah, dan inklusif terhadap masyarakat adat dan lokal. Pemerintah Aceh menyambut langkah ini sebagai bentuk konkret dalam menjawab tantangan krisis iklim dan transisi menuju ekonomi hijau.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
diskes
hardiknas