kip lhok
Beranda / Ekonomi / Pedagang Panen Rezeki di PON XXI Aceh-Sumut 2024, Boneka Maskot Laris Manis

Pedagang Panen Rezeki di PON XXI Aceh-Sumut 2024, Boneka Maskot Laris Manis

Sabtu, 21 September 2024 08:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Suradi, Pedagang aksesoris, baju, dan boneka maskot PON XXI sedang menjajakan barang dagangannya di depan Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh. Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com.


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI yang diselenggarakan dari 9 hingga 20 September 2024 di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara telah resmi berakhir, meninggalkan kesan mendalam bagi para atlet, official, serta masyarakat yang turut memeriahkan ajang olahraga bergengsi ini. 

Tak hanya membawa kebanggaan bagi para juara dan kontingen, PON kali ini juga memberikan berkah tersendiri bagi para pedagang yang memanfaatkan momentum tersebut untuk meningkatkan penjualan.

Salah satu pedagang yang merasakan manisnya peningkatan penjualan adalah Suradi, seorang pedagang aksesoris, baju, dan boneka maskot PON XXI

Suradi, yang berasal dari Cilacap, memasarkan barang-barang dagangannya yang datang dari Bandung, mulai dari jersey PON, kaos, hingga boneka maskot yang ikonik. Keikutsertaannya dalam memeriahkan PON ini membawa rezeki yang tak terduga.

"Penjualan jersey dan aksesoris PON lumayan baik. Antusiasme warga yang datang untuk meramaikan dan mendukung para atlet sangat besar, dan ini berdampak positif bagi kami sebagai pedagang. Banyak yang membeli barang untuk kenang-kenangan atau hadiah bagi keluarga mereka,” ujar Suradi kepada Dialeksis.com, Sabtu, 21 September 2024.

Ia menambahkan bahwa barang dagangannya sangat diminati, terutama boneka maskot PON yang unik. Maskot tersebut berupa figur Poe Meurah dan Matra, simbolisasi gajah dan harimau yang mewakili kekuatan dan kebanggaan dari Aceh dan Sumatera Utara. 

“Boneka maskot jadi yang paling mudah terjual. Banyak anak-anak dan keluarga yang membelinya sebagai souvenir,” tambahnya.

Tidak hanya boneka, penjualan jersey dan kaos untuk orang dewasa juga laris manis. Suradi mengaku pendapatannya bervariasi setiap harinya, tergantung dari ramai atau tidaknya kunjungan penonton. 

"Sehari bisa dapat omzet sampai 8 juta rupiah, kadang juga lebih rendah, sekitar 5 juta atau kalau lagi ramai bisa sampai 10 juta. Tergantung situasi dan cuaca juga, tapi alhamdulillah hasilnya lumayan,” katanya.

Sebagai pedagang yang sudah terbiasa menjual aksesoris olahraga di berbagai acara besar, Suradi menilai bahwa PON kali ini cukup memberikan peluang besar bagi dirinya dan pedagang lainnya untuk meraih keuntungan. 

Ia berharap agar PON di masa mendatang bisa lebih meriah dan membawa dampak lebih besar bagi perekonomian lokal maupun para pedagang dari luar daerah.

Melihat kesuksesan PON XXI Aceh-Sumut 2024, Suradi berharap acara serupa di masa depan akan terus memberikan dampak positif bagi semua pihak, termasuk para pelaku usaha kecil seperti dirinya. 

“Harapan saya untuk PON berikutnya, semoga bisa lebih semarak lagi dan semakin banyak warga yang datang. Kalau makin banyak penonton dan pengunjung, penjualan juga pasti lebih bagus. Mudah-mudahan para pedagang seperti saya bisa terus merasakan berkah dari acara-acara besar seperti ini,” ujar Suradi penuh optimisme.

PON kali ini tidak hanya menjadi ajang adu ketangkasan dan sportivitas bagi para atlet, namun juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat, terutama pedagang kecil yang memanfaatkan momentum besar tersebut. 

Dengan dukungan dari pemerintah dan antusiasme masyarakat, PON XXI Aceh-Sumut berhasil menjadi pesta olahraga nasional yang membawa manfaat bagi banyak pihak.

Suradi menegaskan bahwa kehadiran event seperti PON sangat penting bagi roda ekonomi, terutama bagi sektor usaha kecil dan menengah (UKM). 

"Event seperti ini mendukung para pedagang kecil. Semoga di masa depan lebih banyak lagi acara besar yang membawa dampak seperti ini,” pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda